
Jorjoran Jual Saham BRPT, Harta Crazy Rich Ini Susut Rp 15 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu orang terkaya di Tanah Air, Prajogo Pangestu, baru saja melakukan penjualan sebanyak 831.900.500 saham di perusahaan miliknya, PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Disebutkan, alasan penjualan saham tersebut untuk menambah saham free float (minimal saham publik) di bursa.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Barito Pacific Diana Arsiyanti mengatakan penjualan yang dilakukan Prajogo sebagai Komisaris Utama BRPT tersebut di harga Rp 850/saham. Dengan demikian, jumlah penjualan saham tersebut mencapai Rp 707,12 miliar.
Sebelum transaksi saham Prajogo mencapai 66.909.078.570 saham (71,65%), dan sesudah penjualan itu berkurang menjadi 66.077.178.070 saham (70,75%).
Saat ini porsi kepemilikan saham publik di Barito sebetulnya sudah di atas 7,5% alias minimal free float, investor publik memegang 29,25% saham BRPT.
Penjualan di harga Rp 850/saham itu lebih rendah dari harga penutupan saham BRPT pada perdagangan Selasa kemarin (8/6/2021) di level Rp 855/saham.
Lantas, sebenarnya, berapa total kekayaan yang dimiliki Prajogo saat ini?
Berdasarkan laporan Forbes teranyar, Prajogo Pangestu menduduki peringkat ketiga orang terkaya di Indonesia, berada di bawah duo Bos Grup Djarum, Michael Bambang Hartono dan R. Budi Hartono. Adapun secara global, Prajogo berada di peringkat 404.
Pada saat publikasi daftar orang terkaya versi Forbes pada April lalu, kekayaan Prajogo mencapai US$ 6,5 miliar atau setara dengan Rp 91 triliun (asumsi kurs US$ 1 = RP 14.000). Angka ini naik dari US$ 3,5 miliar (Rp 49 triliun) pada April 2020.
Sementara, sejak Maret 2017, kekayaan Prajogo sudah bertambah sebanyak US$ 4,7 miliar (Rp 65,8 triliun).
Namun, menurut data kekayaan real time di website Forbes per Rabu (9/6) pukul 14.08 WIB, kekayaan pria berusia 77 tahun ini menyusut 2,05% atau US$ 114 juta (Rp 1,60 triliun) menjadi US$ 5,4 miliar (Rp 75,6 triliun) sejak hari perdagangan kemarin waktu Amerika Serikat (AS).
Dengan ini, sejak April lalu, kekayaan Prajogo berarti sudah berkurang US$ 1,1 miliar (Rp 15,4 triliun). Kendati menyusut, posisi Prajogo tetap tidak goyah, alias masih 'nangkring' di posisi ketiga orang terkaya di Indonesia dan peringkat 404 secara global.
Kekayaan Prajogo tersebut berasal dari perusahaannya yang bergerak di bidang industri petrokimia.
Prajogo Pangestu merupakan seorang taipan yang lahir di Sambas, Kalimantan Barat dengan nama Phang Djoem Phen. Ayahnya bernama Phang Siu On yang bekerja sebagai penyadap getah karet.
Berdasarkan sejarah hidupnya dari sejumlah literatur bisnis, di Kalimantan ia bekerja menjadi sopir angkutan umum. Ketika sedang menjalani hari-harinya sebagai sopir, di 1960-an, Prajogo bertemu dan berkenalan dengan pengusaha kayu asal Malaysia, bernama Bong Sun On, atau Burhan Uray. Di sinilah nasibnya mulai berubah.
Beberapa tahun bekerja, ia akhirnya banting setir menjadi pengusaha. Bisnisnya terus meningkat hingga bekerja sama juga dengan anak-anak Presiden Soeharto dan pengusaha lainnya demi memperlebar bisnisnya.
Bisnisnya dengan bendera Barito Group berkembang luas di bidang petrokimia, minyak sawit mentah, properti, hingga perkayuan. Pada 2007, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia, PT Chandra Asri.
Pada 2008, Barito mengakuisisi produsen bahan baku plastik PT Tri Polyta Indonesia Tbk (dulu menggunakan kode tiker TPIA). Kemudian, pada 2011, Chandra Asri pun merger dengan Tri Polyta Indonesia di bawah panji PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Barito Pacific Naik Tajam, Tembus Rp 412 M di 2023