Pebisnis Mulai 'Minder', Kurs Dolar Australia Ikut Keok

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 June 2021 14:17
An Australia Dollar note is seen in this illustration photo June 1, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Turunnya optimisme para pebisnis membuat nilai tukar dolar Australia melemah melawan rupiah pada perdagangan Selasa (8/6/2021). Meski demikian, rupiah juga sedikit tertekan akibat penurunan cadangan devisa Indonesia yang menurun.

Pada pukul 13:42 WIB, AU$ 1 setara Rp 11.044,37, dolar Australia melemah tipis 0,1% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

National Australia Bank (NAB) pada tadi melaporkan tingkat keyakinan bisnis Australia menurun menjadi 20 di bulan Mei, dari bulan sebelumnya sebesar 23.

Indeks keyakinan bisnis Australia menggunakan angka 0 sebagai awal mula, di bawahnya berarti pesimistis, di atasnya berarti optimistis.

Penurunan optimisme tersebut terjadi akibat wilayah Victoria yang kembali melakukan lockdown di akhir Mei lalu.

Meski demikian, data yang sama menunjukkan kondisi bisnis justru meningkat menjadi 37 dari sebelumnya 32.

Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) hari ini melaporkan cadangan devisa bulan Mei yang mengalami penurunan US$ 2,4 miliar ke US$ 136,4 miliar. Posisi tersebut merupakan yang terendah di tahun ini, sementara bulan sebelumnya merupakan rekor tertinggi sepanjang masa.

Meski mengalami penurunan cukup tajam, BI menyebut posisi cadev tersebut masih tetap tinggi.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," papar keterangan tertulis BI yang dirilis Selasa (8/6/2021).

"Penurunan posisi cadangan devisa pada Mei 2021 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi," lanjut keterangan tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular