Gegara Cadev RI Turun, Dolar Singapura Naik ke Rp 10.780/SG$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 June 2021 14:30
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Cadangan devisa (Cadev) Indonesia turun cukup tajam di bulan Mei, hal tersebut membuat rupiah sedikit tertekan. Dampaknya, kurs dolar Singapura naik ke atas Rp 10.780/US$ pada perdagangan Selasa (8/6/2021).

Pada pukul 13:05 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.784,24, dolar Singapura menguat 0,1% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Cadangan devisa per akhir April sebesar US$ 138,8 miliar yang menjadi rekor tertinggi sepanjang masa. Sementara pada Selasa (8/6/2021) Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa akhir Mei sebesar US$ 136,4 miliar, turun US$ 2,4 miliar. Posisi tersebut menjadi yang terendah sepanjang tahun ini.

Penurunan cadev di bulan Mei juga menjadi yang terbesar sejak Maret tahun lalu, saat penyakit virus corona (Covid-19) dinyatakan sebagai pandemi. Cadangan devisa saat itu tergerus hingga US$ 9,4 miliar, sebabnya rupiah saat itu terpuruk hingga menyentuh level terlemah sejak 1998, sehingga kebutuhan intervensi untuk menstabilkan Mata Uang Garuda menjadi besar.

Meski mengalami penurunan cukup tajam, BI menyebut posisi Cadev tersebut masih tetap tinggi.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," papar keterangan tertulis BI yang dirilis Selasa (8/6/2021).

"Penurunan posisi cadangan devisa pada Mei 2021 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi," lanjut keterangan tersebut.

Meski demikian, BI masih optimistis cadangan devisa masih akan terus menanjak di tahun ini, mencapi US$ 141 miliar di akhir tahun.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Hariyadi Ramelan mengemukakan prospek cadangan devisa masih akan didukung dari surplus neraca perdagangan, meningkatnya volume perdagangan dan harga komoditas global.

"Mudah-mudahan saya yakin Insya Allah target US$ 141 miliar tercapai lebih cepat," kata Hariyadi dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Selasa (8/6/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular