Waduh! Bencana Taper Tantrum Bisa Datang Lebih Cepat

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
08 June 2021 11:40
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed diperkirakan akan melakukan pengurangan pembelian aset secara bulanan atau tapering off. Dari data-data ekonomi AS saat ini, diperkirakan tapering off akan dimulai lebih cepat.

Chief Economist BRI, Anton Hendranata menjelaskan bahwa, pada akhir 2020, peluang tapering off dan kenaikan suku bunga diperkirakan akan lebih cepat, pengurangan penjualan aset itu diperkirakan mencapai 20%.

Sekarang, dalam kondisi data terakhir, diperkirakan tapering off akan naik lebih cepat dan semakin tinggi, kemungkinan pada kisaran 50% bahkan bisa mengarah hingga 80%.

"Saya bisa mengeluarkan probabilitas seperti itu, karena hampir seluruh indikator perekonomian AS menunjukkan perbaikan signifikan," jelas Anton dalam program Squawk Box CNBC Indonesia TV, Selasa (8/6/2021).

Tekanan tapering off yang lebih cepat, salah satunya juga menurut Anton dari kenaikan inflasi AS yang signifikan. Dimana pada April 2021 berada pada level 4,2%, melonjak tiga kali lipat dalam kurun waktu empat bulan.

Selain itu, juga kuatnya pemulihan ekonomi AS yang tercermin dari leading indicator-nya. Anton merinci, misalnya saja dari demand side. Ada 5 variabel yang menjadi perhatian Anton.

Pertama, ritel sales atau penjualan ritel. Dimana pada Desember 2020 pertumbuhannya hanya mencapai 2,3% dan langsung melonjak hingga 51,2% pada April 2021. Kedua, vehicle sales atau penjualan kendaraan dimana pada Desember 2020 penjualan mencapai 16 juta dan di April 2021 meningkat menjadi 18,5 juta.

Ketiga yakni durable goods, dimana pada Desember 2020 masih menunjukkan -1,4% dan pada April sudah tumbuh melesat hingga 60%. Keempat tercermin dari consumer confidence di AS yang sudah berada pada level sangat optimistis dari 87 ke 117,2 pada Mei 2021.

"Nah terakhir pembayaran kartu kredit, penunggakan. Indeksnya sudah turun. Dari 1,2% di Desember 2020 dan data April turun indeksnya menjadi 1%. Data itu clear menunjukkan permintaan domestik AS sangat strong," jelas Anton.

Bukan hanya dari demand side yang kuat, dari supply side juga mengkonfirmasi bahwa ekonomi di AS sudah sangat pulih. Dari catatan Anton, pada data industrial production di Desember 2020 masih mengalami kontraksi atau -3,2% dan langsung mengalami kenaikan hingga 16,5% pada April 2021.

Selain itu juga capacity utilization naik signifikan menjadi 7,4%. Serta Purchasing Manufacturing Index (PMI) sudah mencapai 68,7. "Jadi confirm bahwa supply side kuat," tuturnya.

Kemudian juga dari tenaga kerja, unemployment rate di AS pada Desember 2020 tercatat mencapai 6,7% dan saat ini sudah 5,8% per Mei 2021. "Initial jobless claim itu turun signifikan, job opening naik signifikan. Kemudian agregat works index juga naik."

"Dari ketiga sisi itu, clear bahwa memang beralasan sekali kalau tapering off akan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Bukan tidak mungkin di awal 2022 akan dilakukan tapering off," kata Anton melanjutkan.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Harus Lakukan Ini Biar Tak Terpuruk Seperti 2013

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular