
Profit Taking Masih Mengintai, Awas IHSG Longsor Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan apresiasi tipis 0,02% ke level 6.066,41 pada penutupan sesi pertama perdagangan awal pekan Senin (7/6/21).
Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 6,6 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 135 miliar di pasar reguler. Tercatat 208 saham terapresiasi, 258 terkoreksi, sisanya 171 stagnan.
Bank Indonesia (BI) akan merilis data cadangan devisa (cadev) per akhir Mei 2021 pada Selasa (8/6) pagi. Menurut prediksi Trading Economics, angka cadev Mei akan meningkat menjadi US$ 140 miliar.
Sebelumnya, BI melaporkan angka cadangan devisa per akhir April 2021 sebesar US$ 138,8 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2021 sebesar US$ 137,1 miliar. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang Indonesia merdeka.
Sementara itu dari negeri Paman Sam, Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan adanya 559.000 penyerapan tenaga kerja baru. Meski angka itu di bawah ekspektasi ekonom dalam pollingDow Jonesyang memperkirakan angka 671.000, tetapi capaian tersebut jauh lebih baik dari penyerapan April sebanyak 266.000.
Angka pengangguran juga terus menurun, menjadi 5,8%, dari periode April sebesar 6,1%. Capaian itu juga lebih baik dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang semula memprediksi angka 5,9%.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.100. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.000.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 68 yang menunjukkan RSI sudah mendekati level indikator jenuh beli yang menunjukkan indeks berpotensi lanjut melemah.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan kembali melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500