Analisis Teknikal

Sepekan Melesat Nyaris 4%, IHSG Tembus 6.100 Hari Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 June 2021 08:35
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

JAkarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tajam 3,7% sepanjang pekan lalu ke 6.065,166, ditopang optimisme bangkitnya perekonomian Indonesia di kuartal II-2021 dan lepas dari resesi.

Pada perdagangan hari ini, Senin (7/6/2021), peluang IHSG melanjutkan penguatan terbuka cukup lebar.

Sepanjang pekan lalu data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar 2,85 Rp triliun di pasar reguler, dan Rp 3,97 triliun jika ditambah dengan pasar tunai dan nego. Nilai transaksi tercatat nyaris Rp 65 miliar.

Rabu (2/6/2021) lalu, IHS Markit merilis data aktivitas sektor manufaktur bulan Mei yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI). Data menunjukkan PMI manufaktur Indonesia bulan Mei sebesar 55,3, melesat dibandingkan bulan sebelumnya 54,6.

PMI manufaktur di bulan April tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang masa, artinya di bulan Mei rekor tersebut pecah lagi.

Ada kabar baik lain yaitu lapangan kerja mulai semakin tercipta. Dunia usaha akhirnya melakukan ekspansi tenaga kerja untuk kali pertama dalam 15 bulan terakhir untuk memenuhi peningkatan produksi.

Terus meningkatnya ekspansi sektor manufaktur tentunya menjadi kabar bagus bagi Indonesia, dan memperkuat optimisme akan lepas dari resesi di kuartal II-2021. Sektor manufaktur sendiri berkontribusi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Sementara itu di hari yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Mei 2021. Hasilnya tidak jauh dari ekspektasi pasar.

BPS melaporkan terjadi inflasi 0,32% pada Mei 2021 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara dibandingkan Mei 2020 (year-on-year/yoy), laju inflasi tercatat 1,68%.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan laju inflasi bulan kelima tahun ini di 0,305% mtm. Sementara laju inflasi dibandingkan Mei 2020 diperkirakan sebesar 1,67%.

Inflasi inti dilaporkan tumbuh 1,37% YoY, sama persis dengan konsensus. Kenaikan inflasi tersebut bisa menjadi indikasi daya beli masyarakat yang membaik.

Kabar baik lainnya yang bisa membuat IHSG awal pekan ini menguat yakni data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang dirilis Jumat malam pekan lalu. Di hari yang sama, bursa saham AS (Wall Street) mampu menguat, artinya pelaku pasar menyambut baik data tersebut.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang bulan Mei terjadi penambahan tenaga kerja di luar sektor pertanian sebanyak 559.000 orang, di bawah estimasi suervei Dow Jones terhadap para ekonom yakni 671.000 orang. Sementara tingkat pengangguran turun menjadi 5,8% dari sebelumnya 6,1%.

Meski data tenaga kerja AS cukup solid, tetapi banyak analis yakin data tersebut masih belum cukup membuat bank sentral AS (The Fed) untuk mengurangi nilai program pembelian asetnya (quantitative easing/QE) atau yang dikenal dengan istilah tapering.

Secara teknikal, laju penguatan tajam IHSG kini menghadapi resisten kuat yakni rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100) di kisaran 6.125. Jika mampu melewati level tersebut, maka IHSG ke depannya bisa melaju lebih kencang.

Namun sebelum mencapai resisten tersebut, IHSG harus melewati level psikologis 6.100 terlebih dahulu.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu indikator stochastic pada grafik harian berada di wilayah netral di kisaran 40.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Pada grafik 1 jam, stochastic bergerak dan sudah mencapai wilayah overbought. Sehingga ada risiko koreksi IHSG. Apalagi, IHSG pekan lalu membukukan penguatan tajam. 

Selama tertahan di bawah level psikologis 6.100, IHSG berisiko turun ke support 6.030, sebelum menuju level psikologis 6.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular