Ulasan Sepekan

Apes Banget, Sepekan Investasi di Saham-saham Ini Ambles 25%

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
05 June 2021 21:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah reli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini melesat hingga 216,55 poin atau 3,7% menjadi 6.065,166 beberapa saham justru anjlok dari berbagai sektor yang tertekan akibat perlambatan ekonomi.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang pekan ini saham teknologi PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) menjadi pemimpin koreksi, dengan pelemahan sebesar 24,6%. Saham emiten baja besi PT Lionmesh Prima Tbk (LMSH) menyusul dengan koreksi 24,4%.

Berbalik dari saham PT DCII teknologi Tbk (DCII) yang sepekan ini menjadi top gainer, saham TECH justru menjadi top loser karena perlambatan ekonomi menekan belanja piranti lunak (software). Perseroan juga menghadapi sentimen buruk terkait penetapan Sean William Henley, Komisaris TECH, sebagai tersangka dalam kasus dugaan penipuan senilai Rp 47,1 miliar.

Kasus yang terjadi pada September tahun lalu, menurut perseroan, tidak mempengaruhi operasionalnya. Namun per Desember 2020, laba bersih TECH tertekan menjadi Rp 1,6 miliar, atau anjlok dari posisi 2019 senilai Rp 2,8 miliar.

Emiten baja besi PT Lionmesh Prima Tbk (LMSH) memang sedang tertekan secara fundamental, akibat perlambatan ekonomi yang menekan kinerja operasinya. Sejak tahun 2019, perseroan telah mencetak rugi bersih senilai Rp 18,2 miliar, yang berlanjut pada 2020 senilai Rp 8,1 miliar.

Emiten mesin konstruksi PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE) menghadapi koreksi sejak awal Juni, setelah mencatatkan saham perdana pada 22 Mei. Sebagaimana diketahui, sektor otomotif merupakan salah satu yang terpukul oleh pelemahan ekonomi.

Emiten selanjutnya yang menjadi top loser adalah PT Pan Brothers Tbk (PBRX) yang bergerak di sektor tekstil. Sektor ini termasuk yang tertekan akibat perlambatan ekonomi, karena sifat industrinya yang padat karya sementara pasar domestik digempur produk asal China.

Koreksi saham perseroan terjadi di tengah kabar buruk mengenai pengajuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dari PT Maybank Indonesia Tbk (BNII). Nilai utang yang menjadi akar gugatan adalah Rp 57,9 miliar. Sampai sekarang perseroan sedang melakukan negosiasi untuk menjalankan restrukturisasi.

Terakhir, saham PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) bergerak di sektor barang kimia. Saham perseroan terkoreksi setelah mengumumkan jadwal pembagian dividen, di mana jadwal cum-dividend yang berakhir pada Jumat kemarin.

Usai mendapatkan dividen, umumnya para investor memilih melepas kepemilikan sahamnya untuk merealisasikan keuntungan dan mengejar potensi pertumbuhan di saham lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Saham-saham Ini Boncos Hingga 14% Sepekan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular