
Biofuel Indo Sumatera Borong 1,13 Miliar Saham BRMS

Jakarta, CNBC Indonesia - Porsi saham PT Biofuel Indo Sumatera menambah kepimilikan saham di perusahaan tambang emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) hingga 7,14%. Perusahaan menambah kepemilikan 1.127.280.000 miliar saham BRMS sehingga totalnya saham yang dimiliki menjadi 6.704.452.483.
Berdasarkan data Ficomindo Buana Registrar, sebagai biro administrasi efek dalam laporan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perubahan kepemilikan saham ini dilakukan pada 28 Mei 2021. Sebelum transaksi ini, porsi kepemilikan Biofuel Indo Sumatera terhadap BRMS sebanyak 5,57 miliar saham atau setara 5,94%.
Jika menggunakan harga penutupan BRMS pada hari transaksi yakni Rp 97/saham, maka dana yang dikeluarkan Biofuel Indo Sumatera senilai Rp 109,35 miliar. Sementara dengan total saham yang dimiliki di emiten pertambangan ini hingga penutupan Rabu (02/06/2021), jumlah kepemilikan setara dengan Rp 623,51 miliar.
Sebelumnya, Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini juga gencar melakukan ekspansi pengeboran dan pembangunan pabrik demi mencapai target pengolahan 8.500 ton bijih emas per hari. Direktur & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat mengatakan setidaknya ada 3 rencana ekspansi perusahaan yang telah dimulai pada tahun lalu. Ekspansi ini dilakukan melalui anak usaha perseroan, yakni PT Citra Palu Minerals.
Rencana ekspansi pertama adalah pengeboran 4 prospek emas di Poboya, Palu Selawesi Tengah yang dimulai pada Kuartal II-2021.
"Hasilnya segera kita umumkan, yakni pada tahap pertama di November 2021. Targetnya diharapkan kita dapat menemukan tambahan cadangan bijih emas sekitar 5 juta ton dalam bentuk cadangan maupun sumber daya," ujar Herwin dalam sebuah diskusi belum lama ini.
Rencana ekspansi selanjutnya adalah adalah pembangunan pabrik pengolahan II dengan kapasitas 4.000 ton per hari. Konstruksi pabrik ini diharapkan dapat selesai pada Maret-April 2021 dan akan beroperasi untuk mengolah bijih emas menjadi dore bullion.
Investasi pembangunan pabrik ini mencapai US$ 65 juta sampai US$ 70 juta termasuk dengan infrastruktur pendukung. Adapun rencana ekspansi ketiga adalah pembangunan pabrik pengolahan III dengan kapasitas 4.000 ton per hari dengan target selesai pada Maret 2024.
Biaya pembangunan untuk pabrik ketiga ini diperkirakan mencapai US$ 48 juta. Biaya pembangunan pabrik ketiga lebih murah dibandingkan pabrik kedua karena tidak membangun lagi fasilitas pendukung.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Tambang Emas Bakrie-Salim (BRMS) Naik 1,93% Jadi US$13,91 Juta