
Mampu Tembus 6.000, Sesi 2 Bolehlah Kasih IHSG Istirahat Dulu

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama Rabu (2/6/2021) dengan melaju di teritori positif, dan sukses bertengger kembali di level psikologis 6.000.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.009,903 atau melesat 62,4 poin (+1,05%). Aksi tembus level psikologis 6.000 itu sudah terjadi bahkan pada pembukaan pagi yang melesat 0,93% ke 6.002,48 pada menit pertama pembukaan.
Sentimen positif berasal dari dalam negeri, di mana IHS Markit merilis indeks aktivitas sektor manufaktur per Mei yang menguat, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Indonesia periode tersebut di level 55,3 atau melesat dibandingkan April (54,6).
Angka PMI di atas 50 mengindikasikan ekspansi, dan di bawah itu menunjukkan kontraksi. PMI manufaktur bulan Mei tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Republik ini, menggeser angka pada April yang juga sempat menjadi yang tertinggi sepanjang masa.
Terus meningkatnya ekspansi sektor manufaktur tentunya menjadi kabar bagus bagi Indonesia, dan memperkuat optimisme akan lepas dari resesi di kuartal II-2021. Sektor manufaktur berkontribusi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.039. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.953.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 51 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
