Keok di Asia, Rupiah Berjaya di Tanah Eropa dan Amerika!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 May 2021 12:55
ilustrasi uang
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah bervariasi melawan mata uang dunia di pekan ini. Mata uang Garuda melemah melawan sebagian mata uang Asia, tetapi sukses "menancapkan cakarnya" di tanah Eropa dan Amerika. Selain itu, kabar baik lainnya, pelaku pasar kini sudah mulai lagi memburu rupiah.

Melansir data Refintiv, rupiah sepanjang pekan ini menguat 0,49% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.280/US$. Melawan dolar Kanada, rupiah menguat sedikit lebih besar, 0,51%.

Dari benua Eropa, rupiah sukses menguat melawan euro hingga krona. Franc Swiss menjadi mata uang terburuk kala berhadapan dengan rupiah, dengan pelemahan 0,72%.
Sementara itu dari Asia, rupiah tercatat melemah yuan China, won Korea Selatan, rupee India, dolar Singapura dan Taiwan.

Berikut pergerakan mata uang dunia melawan rupiah.

Kabar baik datang dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yang cukup optimis dengan prospek pertumbuhan ekonomi RI. Bahkan sebelumnya mengatakan pada Q2 2021, ekonomi Indonesia akan tumbuh hingga 8%.

Dia mengatakan, sinyal pemulihan ekonomi ditunjukkan dengan kembalinya tingkat kepercayaan masyarakat ke level optimis pada angka 101,5. Angka ini jauh melampaui periode awal pandemi sejalan dengan tren mobilitas masyarakat yang mengalami peningkatan secara konsisten sejak bulan April.

Sementara itu Bank Indonesia (BI) meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II-2021 bisa tumbuh melesat hingga kisaran 7%.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menjelaskan, salah satu pemicu yang membuat perekonomian Indonesia pada kuartal II-2021 tumbuh tinggi, adalah beberapa sektor ekonomi yang sudah mulai pulih.

Tiga sektor utama yang mulai pulih dan mengalami peningkatan, kata Dody diantaranya adalah sektor industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.

"Kami percaya ekonomi di Kuartal II-2021 tumbuh 7% karena didukung tiga sektor, manufaktur, perdagangan, dan konstruksi," ujarnya dalam Indonesia Investment Forum 2021 secara virtual, Kamis (27/5/2021).

Sementara it, aliran modal juga kembali ke dalam negeri. Dari pasar saham, data menunjukkan sepanjang pekan ini investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 2,11 triliun di all market.

Dari pasar obligasi, sepanjang pekan ini hingga Kamis (27/5/2021), terjadi capital inflow sebesar Rp 1,64 trillun, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Investor Mulai Buru Rupiah Lagi

Kabar baik akhirnya datang bagi rupiah setelah 3 bulan lamanya. Para pelaku pasar kini kembali mengambil posisi beli (long) rupiah setelah mengambil posisi jual (short) sejak akhir Februari lalu. Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters.

Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

Dari 10 mata uang Asia yang disurvei Reuters, pelaku pasar kin mengambil posisi long terhadap 4 mata uang Asia, salah satunya rupiah.

Survei terbaru yang dirilis Kamis (20/5/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di -0,06, berbalik dari 2 pekan lalu 0,31. Ini merupakan kali pertama dalam 6 survei terakhir pelaku pasar mengambil posisi long rupiah.

3 mata uang lainnya yang juga diburu pelaku pasar yakni yuan China, peso Filipina, dan yang mengejutkan adalah rupee India.

Posisi rupee India berbalik drastis, dari sebelumnya 0,86 menjadi -0,03. Pelaku pasar sebelumnya bahkan mengambil posisi jual rupee yang terbesar dalam 1 tahun terakhir akibat lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di India.

Sejak pertengahan April lalu, penambahan jumlah kasus Covid-19 di India meroket lebih dari 200.000 kasus per hari. Bahkan puncaknya lebih dari 400.000 kasus per hari pada awal Mei lalu. Namun kabar baiknya di pekan ini penambahan kasus Covid-19 di India sudah turun ke bawah 200.000 per hari.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular