
IHSG Happy Weekend! Asing Borong BBRI-BMRI, Lepas BBCA-TLKM

Jakarta, CNBC Indonesia -Setelah sempat bergerak melemah tipis, Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,12% ke level 5.848,62 pada perdagangan akhir pekan Jumat (28/5/2021).
Data perdagangan mencatat sebanyak 202 saham menguat, 271 saham melemah dan 171 lainnya mendatar. Nilai transaksi hari ini kembali turun menjadi Rp 13 triliun, di mana pada perdagangan Kamis (27/5/2021) kemarin, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 23 triliun.
Walaupun nilai transaksi kembali menurun, namun investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) sebanyak Rp 343 miliar di pasar reguler.
Berdasarkan data dari RTI, asing mengoleksi kembali saham bank big cap, setelah pada penutupan perdagangan kemarin asing menjualnya. Adapun saham bank big cap tersebut yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Selain itu, asing juga mengoleksi dua saham Grup Astra pada hari ini. Asing mengoleksi saham PT Astra International Tbk (ASII) dan saham PT United Tractors Tbk (UNTR).
Adapun saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing pada perdagangan Jumat (28/5/2021) hari ini adalah:
Selain kembali mengoleksi tiga saham bank big cap dan mengoleksi dua saham Grup Astra, asing juga tercatat melepas beberapa saham, di mana saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang kemarin dikoleksi oleh asing, pada hari ini asing melepas kedua saham big cap tersebut.
Berikut saham-saham yang dilepas oleh asing pada perdagangan hari ini.
Penguatan IHSG pun terpangkas, sebab pada awal sesi pertama, IHSG sempat melesat lebih dari 0,8% dan mendekati level psikologis 5.900, meski masih belum berhasil naik ke atas level tersebut.
Rilis data yang masih akan dipantau dan sanggup menggerakan pasar hari ini masih datang dari Negeri Paman Sam (Amerika Serikat/AS), dimana hari ini AS akan merilis data indeks harga belanja personal (Personal Consumption Expenditure/PCE) Deflator yang menjadi acuan favorit bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menilai inflasi.
Setelah indeks harga konsumen (IHK) yang biasa digunakan untuk memprediksi inflasi melonjak pada bulan lalu, tentu saja rilis data inflasi akan ditunggu-tunggu para pelaku pasar untuk memprediksi apakan nantinya akan ada tapering oleh bank sentral AS.
IHK PCE sendiri diprediksi akan melonjak dari 1,8% menjadi 2,9% sementara pendapatan personal diprediksikan akan merosot hingga 14,3% seiring dengan berakhirnya cek stimulus, sementara pengeluaran personal diprediksikan naik 0,5%.
Dengan membaiknya perekonomian dan melesatnya inflasi tentu saja bisik-bisik di pasar seputar The Fed yang akan mengurangi stimulus moneter serta akan mengurangi pembelian obligasi dan bahkan memangkas suku bunga secara perlahan alias tapering tentu saja akan kembali menghangat di kalangan para pelaku pasar, apalagi jika nantinya PCE Deflator menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dibanding prediksi.
Selanjutnya masih dari Negeri Paman Sam, dikabarkan bahwa budget tahun fiskal 2022 akan dirilis pada hari ini, dimana angkanya akan mencapai US$ 6 triliun dan akan menjadi pengeluaran federal terbesar sejak Perang Dunia Kedua apabila berhasil disetujui, meskipun kecil kemungkinannya karena kontrol demokrat yang lemah di Kongres.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lesu Lagi, Asing Borong BBCA-TLKM & Lepas BUKA-ISAT
