Covid-19 Tak Ganggu Ekonomi, Kurs Dolar Singapura Ngamuk Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 May 2021 11:45
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura kembali dilanda kenaikan kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19) dalam beberapa pekan terakhir, meski demikian hal tersebut tidak merubah proyeksi pemulihan ekonomi di tahun ini. Alhasil, dolar Singapura masih perkasa melawan rupiah.

Pada Jumat (28/5/2021) pukul 10:42 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.802,24, dolar Singapura menguat 0,14% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sejak menyentuh level terendah 2 bulan Rp 10.606,74/SG$ pada 14 Mei lalu, dolar Singapura hingga saat ini sudah menguat nyaris 2%.

Akibat kenaikan kasus Covid-19, pemerintah Singapura mulai Minggu (16/5/2021) lalu kembali mengetatkan pembatasan sosial, dan berlangsung selama 1 bulan.

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan pembatasan dilakukan mulai dari aturan pertemuan tatap muka maksimal dua orang serta larangan makan di restoran.

Seluruh aktivitas perkantoran pun disetop dan warga Singapura akan kembali bekerja dari rumah (work from home).

Pelaku pasar tentunya khawatir pemulihan ekonomi Negeri Merlion akan terganggu, tetapi nyatanya pemerintah Singapura masih mempertahankan proyeksi produk domestik bruto (PDB) di tahun ini. Artinya kenaikan kasus Covid-19 serta pengetatan kebijakan pembatasan sosial tidak mempengaruhi laju pemulihan ekonomi, menurut pemerintah Singapura.

Kementerian Perdagangan dan Industri pada Selasa lalu mengatakan PDB di tahun ini diprediksi tetap akan tumbuh 4% hingga 6%. Pemulihan ekonomi global masih akan membantu perekonomian Singapura pulih. Ketika perekonomian global pulih maka permintaan ekspor dari Singapura tentunya akan meningkat.

Singapura merupakan negara yang mengandalkan ekspor guna memutar roda perekonomiannya. Rasio ekspor terhadap PDB lebih dari 100%.

"Meski pengetatan pembatasan sosial domestik dan perbatasan luar negeri belakangan ini menunjukkan kemunduran di beberapa segmen ekonomi, tetapi ekonomi secara keseluruhan tetapi akan pulih di tahun ini bersama dengan rebound perekonomian global serta kemajuan program vaksinasi di dalam negeri" tulis pernyataan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, sebagaimana dikutip Bloomberg.

Meski demikian kementerian tersebut juga menyatakan laju penambahan kasus Covid-19 menjadi risiko utama bagi pemulihan ekonomi. Seberapa besar dampaknya akan diberikan pada proyeksi PDB terbaru bulan Agustus mendatang.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular