Bos UNTR Bicara Permintaan Batu Bara di Masa Depan, Stagnan!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
27 May 2021 18:10
Frans Kesuma, Direktur Utama PT United Tractor Tbk (CNBC Indononesia)
Foto: Frans Kesuma, Direktur Utama PT United Tractor Tbk (CNBC Indononesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan penciptaan energi bersih di masa depan akan semakin menggerus penjualan batu bara. Sebab itu penggunaan PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) yang menggunakan pembakaran batu bara ini akan semakin sedikit jumlahnya.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PT United Tractors Tbk (UNTR), Frans Kesuma saat berbicara mengenai potensi penggunaan batu bara ke depan. Dia memprediksi permintaan batu bara akan stagnan seiring dengan perkembangan renewable energy atau energi baru terbarukan dan kapasitas energi atau energy storage.

"Dari acuan beberapa konsultan seperti apa long run, kami melihat paling optimistis itu stagnan, karena dari beberapa studi 2030 - 2040 porsi pembangkit dari batu bara akan berkurang dibandingkan renewable dan storage," jelasnya dalam Workshop Astra, Kamis (27/5/2021).

"Renewable diperkirakan harganya lebih murah atau sama seperti batu bara, sehingga karena ekonomi orang akan prefer gunakan renewable," katanya.

Dengan demikian, dalam rencana perusahaan belum ada rencana penambahan atau akuisisi tambang batu bara baru. Hanya memanfaatkan yang ada di portofolio perusahaan saat ini.

"Future of coal kami sementara tidak ada rencana untuk melakukan akuisisi tambang batu bara baru terutama batu bara thermal [thermal/steaming coal yang biasa digunakan sebagai pembangkit listrik]," jelasnya.

Saat ini di lini bisnis anak usaha Grup Astra ini, produksi batu bara dioperasikan oleh PT Asmin Bara Bronang, dan PT Telen Orbit Prima yang memproduksi thermal coal, sementara PT Suprabari Mapanindo Mineral memproduksi coking coal.

Hingga April tercatat penjualan batu bara mencapai 4,6 juta ton naik 2% dari periode sama tahun sebelumnya.

Bicara soal hasil tambang emas, perusahaan memang ingin mendiversifikasi pendapatan dengan memperbesar porsi dari sektor mineral.

Oleh sebab itu, dalam strategi ke depan perusahaan masih minat untuk mencari tambang emas baru. Franz menjelaskan keinginan menambah tambang emas itu tetap ada, tapi masih sulit mencari yang sesuai dengan keinginan perusahaan.

"Untuk mendapat data yang akurat soal tambang emas itu tidak mudah, karena tidak hanya bicara jumlah reserve tapi juga bicara grade-nya, tipe ada yang banyak sulfida dan oksida, dan di Indonesia ini bukan surga untuk emas," katanya.

"Sementara perusahaan, saya tidak mau masuk ke tambang yang kecil," tegasnya.

Franz sudah mengerucutkan hanya ada 10 tambang yang punya potensi besar. Karena pembangunan processing plant harus sesuai dengan hitungan yang didapatkan.

"Sudah ada beberapa potensi yang di-review tapi untuk tahun ini kelihatannya belum kelihatan yang sesuai dari perusahaan," kata Franz.

Sebagai informasi unit operasi tambang emas UNTR dioperasikan PT Agincourt Resource di tambang Martabe Sumatera Utara. Penjualan emas dari tambang Martabe Januari -April naik 10% menjadi 124 ribu ounces. Ditargetkan 2021 ini bisa penjualan emas bisa mencapai 340 ribu ounces.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kinclong, Laba Bersih Astra Melesat 84%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular