Bursa Asia Pesta Pora! Hang Seng & Shanghai Meroket 1% Lebih

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
25 May 2021 17:08
A panel outside the Hong Kong Exchanges displays top active securities during morning trading in Hong Kong, China October 11, 2018.  REUTERS/Bobby Yip
Foto: Ilustrasi Bursa Hong Kong (REUTERS/Bobby Yip)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Asia ditutup semarak pada perdagangan Selasa (25/5/2021), setelah kekhawatiran seputar efek lonjakan inflasi ke kebijakan moneter global sudah mulai memudar.

Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,67% ke level 28.553,98, Hang Seng Hong Kong finish melesat 1,75% ke 28.910,86, dan Shanghai Composite China meroket 2,4% ke 3.581,34.

Adapun Straits Times Singapura terdongkrak 0,72% ke 3.146,09, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 0,91% ke posisi 5.815,84, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,86% ke 3.171,32.

Di China, pemerintah setempat telah berjanji untuk menjaga stabilitas pasar komoditas di negara itu, setelah harga komoditas mengalami kenaikan pada awal tahun ini. Hal ini tentunya juga dapat mengurangi kekhawatiran pasar akan inflasi.

Dalam langkah terbaru, regulator pasar komoditas China memperingatkan kepada industri produsen logam untuk mempertahankan kondisi pasar yang normal selama pembicaraan tentang kenaikan harga yang tajam.

Sementara itu di Singapura, data pertumbuhan ekonomi tahunan yang tumbuh positif juga menjadi pendorong indeks saham di Negeri Singa tersebut.

Berdasarkan data dari Trading Economics dan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, ekonomi Negeri Singa yang tercermin di produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I-2021 tumbuh 1,3% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih baik dari periode yang sama pada tahun 2020 di -2,4%.

Tumbuhnya PDB Singapura melebihi prediksi, di mana konsensus Reuters memperkirakan PDB tahunan Singapura tumbuh 0,9%.

Namun secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ), PDB Negeri Singa tercatat turun menjadi 3,1%, dari sebelumnya pada kuartal IV-2020 di 3,8%.

Perekonomian Singapura yang tumbuh dengan cepat pada kuartal I-2021 dibantu oleh sektor manufaktur yang lebih kuat dari perkiraan.

Sektor manufaktur Singapura tumbuh sebesar 10,7% dari tahun lalu, didorong oleh output yang lebih kuat di perusahaan elektronik, teknik presisi, dan bahan kimia.

Tetapi pemerintah setempat memperingatkan kembali bahwa ketidakpastian dapat meningkat sebagai akibat dari pandemi virus corona (Covid-19) yang kembali menyerang Negeri Singa tersebut.

Walaupun begitu, pemerintah Singapura tetap mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonominya sekitar 4% hingga 6% pada akhir tahun 2021.

Bergeliatnya kembali pasar saham Wall Street pada penutupan perdagangan Senin (24/5/2021) waktu AS pun juga membantu mengangkat pasar saham Asia, di mana penguatan bursa saham Wall Street dipicu oleh melandainya kasus infeksi baru Covid-19 di Amerika Serikat (AS).

Alhasil, harga kontrak berjangka (futures) indeks bursa AS juga cenderung menguat menyusul penguatan saham teknologi dan saham siklikal yang akan diuntungkan ketika ekonomi dibuka kembali.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular