
Wow! Rusdi Kirana Dikabarkan Suntik Super Jet & FAN Rp 968 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai super murah terbaru yakni Super Air Jet dan perusahaan penerbangan carter Flyindo Aviasi Nusantara (FAN) dikabarkan mendapatkan suntikan dana dari pemilik Lion Air Group senilai Rp 968 miliar atau setara dengan US$ 67,8 juta (kurs Rp 14.400/US$).
Transfer dana senilai total Rp 968 miliar dari rekening Lion Mentari di PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), terjadi pada 2 Februari dan dilakukan dalam dua transaksi dengan Rp 518 miliar dibayarkan ke Super Air Jet dan Rp 450 miliar ke FAN. Hal itu terungkap dari salinan rekening koran Lion Mentari yang diberikan kepada Debtwire.
Berdasarkan laporan Debtwire, media milik Acuris yang merupakan penyedia data keuangan global dari Grup ION Investment, menyebutkan bahwa kedua lini usaha baru tersebut dikendalikan oleh keluarga yang sama dari Rusdi Kirana selaku pemilik Lion Air Group atau di bawah PT Lion Mentari Airlines.
Hanya saja, tidak diketahui mengapa Lion mentransfer dana tersebut ke Super Air Jet dan FAN, tetapi transaksi tersebut terjadi pada awal Februari ketika pembicaraan restrukturisasi utang Lion Mentari terus goyah, kata kedua sumber tersebut, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (25/5/2021).
Sumber Debtwire tersebut, mengatakan, dengan demikian, transfer dana tersebut menyoroti kemungkinan bahwa keluarga Kirana mungkin berniat mengalihkan sementara perhatiannya dari Lion Air yang tertekan untuk berkonsentrasi pada maskapai penerbangan hemat dan bisnis FAN yang lebih baru.
Menurut dua sumber industri penerbangan yang mengetahui situasi tersebut, tiga perusahaan leasing pesawat yakni Avolon Holdings, CDB Aviation, ICBC Leasing, telah menyewakan atau sedang dalam diskusi untuk menyewakan sebagian dari 30 pesawat baru ke Super Air Jet.
Kedua sumber ini mengatakan, Avolon adalah lessor utama Lion Group dan tampaknya memiliki strategi untuk mendukung Super Air Jet dengan harapan akan keluar dari krisis yang disebabkan Covid-19 ini.
"Avolon mungkin bertaruh bahwa Super Air Jet akan memimpin pasar meninggalkan Lion yang terkepung secara finansial dan tidak dapat bersaing di pasar maskapai penerbangan berbiaya rendah [low cost carrier/LCC] domestik," tulis kedua sumber tersebut.
Avolon, CDB Aviation dan ICBC Leasing tidak menanggapi permintaan komentar dari Debt Wire. CNBC Indonesia sudah mencoba mengonfirmasi kabar ini kepada salah satu petinggi Lion Air yakni Edward Sirait, tetapi belum berbalas.
Seorang juru bicara Lion Air pada 3 Mei memberikan pernyataan kepada berbagai media bahwa Super Air Jet berencana untuk segera beroperasi, dengan maskapai berbiaya rendah sedang dalam proses mendapatkan sertifikat operator udara (AOC), dengan Kepala Eksekutifnya alias CEO dijabat Ari Azhari.
FAN juga diyakini telah mengajukan AOC, kata dua sumber pertama.
Super Air Jet akan menyediakan segmen 'super' berbiaya rendah (super cost) untuk pasar perjalanan udara Indonesia, yang ditujukan untuk pelanggan muda, menurut pernyataan perusahaan pada 3 Mei.
Super Air Jet dimiliki oleh Farian dan Davin Kirana, masing-masing putra dari kedua bersaudara Kusnan dan Rusdi Kirana, yang sama-sama mendirikan grup Lion Air pada tahun 1999.
Farian dan Davin memiliki saham Super Air Jet melalui PT Kabin Kita Top, perusahaan di mana mereka masing-masing memegang 50% saham, menurut catatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Kabin Kita memegang 99,8% Super Jet, sementara Rudy Lumingkewas, yang merupakan Presiden Direktur Lion Air Group, memiliki 0,1% seperti halnya Achmad Hasan, Direktur Perdagangan Lion Air Group.
Farian Kirana juga memiliki 50% FAN sementara Denis Firian - putra Rusdi Kirana lainnya - memegang 50% saham lainnya di perusahaan layanan penerbangan carter ini.
Direktur Urusan Umum Lion Air Group Edward Sirait adalah komisaris di FAN, sementara Daniel Putut Kuncoro Adi, Direktur Keselamatan dan Keamanan di Lion, juga direktur di perusahaan layanan penerbangan carter, menurut catatan MOLHR.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Super Air Jet Rusdi Kirana Raih Sertifikasi AOC
