Laba PLN Naik ke Rp 5,9 T di 2020, Ternyata Ini Penyebabnya

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
25 May 2021 13:50
Melihat Gardu Induk 150kV Kendari. CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mencatatkan peningkatan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 39,3% atau Rp 1,68 triliun menjadi sebesar Rp 5,95 triliun pada 2020 dari Rp 4,27 triliun pada 2019.

Berdasarkan laporan keuangan PLN, lonjakan laba bersih pada 2020 ini terutama karena penurunan signifikan beban pajak pada 2020 dibandingkan 2019. Pada 2020 beban pajak mencapai Rp 6,29 triliun, turun drastis dibandingkan Rp 21,79 triliun pada 2019.

Berdasarkan penjelasan di laporan keuangan PLN tersebut, penurunan drastis beban pajak pada 2020 ini terutama dari sisi beban pajak tangguhan, di mana pada 2020 pajak tangguhan hanya sebesar Rp 5,59 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan pajak tangguhan 2019 yang mencapai Rp 21,79 triliun. Sementara pajak penghasilan kini pada 2020 sebesar Rp 709,41 miliar, tidak beda jauh dari pajak penghasilan 2019 Rp 782,86 miliar.

Adapun laba sebelum pajak pada 2020 sebesar Rp 12,29 triliun, lebih rendah dibandingkan 2019 yang mencapai Rp 26,12 triliun.

Dari sisi kurs, perseroan mencatatkan kerugian kurs hingga Rp 7,74 triliun pada 2020, berbanding terbalik dari kondisi 2019 yang mencatatkan keuntungan kurs sebesar Rp 9,49 triliun. Beban keuangan pun meningkat menjadi Rp 27,41 triliun pada 2020 dari Rp 24,62 triliun pada 2019.

Dari sisi pendapatan usaha, perseroan mengalami penurunan pendapatan sebesar 3,9% menjadi Rp 345,41 triliun pada 2020 dari Rp 359,60 triliun pada 2019. Pandemi Covid-19 memang membuat penjualan listrik PLN menurun pada 2020. Namun dari sisi penjualan tenaga listrik, penurunan ini terlihat sangat tipis dibandingkan penjualan tenaga listrik pada 2019.

Pendapatan dari penjualan tenaga listrik PLN pada 2020 tercatat sebesar Rp 274,89 triliun, turun tipis dari Rp 276,06 triliun pada 2019.

Di dalam laporan keuangan ini juga dijelaskan bahwa total penjualan tenaga listrik, termasuk penerimaan stimulus Covid-19 dari pemerintah sebesar Rp 14,26 triliun. Penerimaan stimulus Covid-19 terdiri dari diskon tarif untuk pelanggan rumah tangga, bisnis, dan industri, dan pembebasan rekening minimum, biaya beban dan abonemen.

Namun dari sisi penyambungan pelanggan memang mengalami penurunan drastis yakni hanya sebesar Rp 312,72 miliar dari 2019 yang tercatat mencapai Rp 6,93 triliun. Adapun subsidi listrik pemerintah pada 2020 tercatat sebesar Rp 47,98 triliun, turun 7,2% dari subsidi listrik pada 2019 yang mencapai Rp 51,71 triliun. Sementara pendapatan kompensasi sebesar Rp 17,90 triliun pada 2020, turun 19,5% dari Rp 22,25 triliun pada 2019.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam keterangan resmi perseroan mengatakan, lonjakan laba bersih PLN di kala pandemi Covid-19 pada 2020 ini dikarenakan berkat adanya efisiensi di sisi teknis dan operasional, serta inovasi melalui program transformasi PLN yang dijalankan sejak April 2020 lalu.

Dengan seluruh langkah efisiensi dan penghematan, sepanjang tahun 2020, maka menurutnya PLN mampu menurunkan beban usaha dengan cukup signifikan. Dari yang semula beban usaha sebesar Rp 315,4 triliun di tahun 2019, menjadi hanya sebesar Rp 301,0 triliun di tahun 2020. Artinya, ada pengurangan sebesar Rp 14,4 triliun pada beban usaha.

Dia menambahkan, usaha-usaha efisiensi akan terus dilakukan dalam rangka mewujudkan transformasi PLN menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan Nomor 1 Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi.

Zulkifli menambahkan, selain upaya efisiensi, korporasi yang dipimpinnya juga meningkatkan pengelolaan berbasis Good Corporate Governance (GCG), pengendalian likuiditas yang ketat, memperkuat pengelolaan manajemen risiko, dan pengelolaan keuangan yang hati-hati.

"Di sisi pengelolaan keuangan, PLN juga membangun 'Cash War Room' yang dikelola secara prudent dan dimonitor on daily basis, Management Information System yang terintegrasi, dan sistem pengadaan yang sebagian besar terdigitalisasi," paparnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLN Tak Henti Tuai Cuan, Sampai April 2021 Laba Rp 5,2 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular