Seperti Ini Kinerja Bank DKI di Q1-2021

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
25 May 2021 13:25
Ilustrasi Bank DKI. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).
Foto: Ilustrasi Bank DKI. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank DKI mencetak laba bersih sebesar Rp191,60 miliar pada kuartal I 2020, meningkat tipis 4,16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp183,95 miliar.

Pertumbuhan laba bersih tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih sebesar 14,43%, dari semula tercatat sebesar Rp579,67 miliar pada kuartal I 2020 menjadi sebesar Rp663,30 miliar pada kuartal I 2021.

Pada kuartal I-2021, Bank DKI membukukan pertumbuhan kredit sebesar 3,96% secara YoY menjadi Rp33,66 triliun per Maret 2021 dibanding periode sebelumnya sebesar Rp32,37 triliun.

Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank DKI juga mengalami peningkatan sebesar 28,42% menjadi Rp42,98 triliun pada kuartal 1 2021. Pertumbuhan DPK tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan giro sebesar Rp11,34 triliun per Maret 2021, meningkat 74,87% dibanding periode sebelumnya sebesar Rp6,49 triliun. Pertumbuhan DPK tersebut dibarengi dengan membaiknya rasio dana murah (CASA Ratio) dari sebelumnya 43,54% menjadi 47,56%."

Rasio NPL gross masih terjaga sebesar 3,19%, meningkat 0,10% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, peningkatan rasio NPL gross tersebut masih berada di bawah peningkatan rasio NPL industri perbankan sebesar 0,40% dari semula sebesar 2,77% di kuartal I 2020 menjadi sebesar 3,17% di kuartal I 2021. Rasio NPL Net Bank DKI pada kuartal 1-2021 tercatat sebesar 0,62% dan berada dibawah rata-rata NPL Net industri perbankan sebesar 1,02%.

Sebelumnya, OJK resmi memperpanjang restrukturisasi kredit hingga Maret 2022. Kebijakan ini diharapkan dapat meringan beban debitur di masa pandemi Covid-19, sehingga bisnisnya bisa terus berjalan.

Adapun salah satu alasan OJK memperpanjang restrukturisasi adalah masa pandemi yang belum berakhir. Namun kebijakan ini tidak berlangsung selamanya, guna menghindari moral hazard yang muncul di kemudian hari.

Catatan OJK, Nilai outstanding restrukturisasi (dikurangi nilai pelunasan) hingga Maret telah mencapai Rp 999,7 triliun dengan total debitur yang direstrukturisasi sebanyak 7,97 juta.

Porsi UMKM mencapai 6,17 juta debitur dengan nilai restrukturisasi Rp 392,2 triliun dan korporasi sebanyak 1,80 juta senilai Rp 607,5 triliun.


(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bankir Top Curhat ke Jokowi soal NPL Bank, Ada Alarm Bahaya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular