
Simak 9 Informasi Penting Ini, Sebelum Berburu Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju bursa saham domestik belum berhasil mencetak level atas baru pada perdagangan di awal pekan ini meskipun pelaku pasar asing sudah melakukan pembelian bersih cukup massif.
Senin kemarin (24/5/2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), ditutup melemah 0,16% ke level 5.763,63 poin dengan nilai transaksi Rp 8,99 triliun. Pelaku pasar asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 362,73 miliar.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Selasa ini (25/5/2021):
1. Soal Pensiun Dini Karyawan, Bos Garuda Buka-bukaan Alasannya
Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyebutkan saat ini tengah melakukan program pensiun dini terhadap karyawannya yang memenuhi kriteria dan persyaratan program tersebut. Langkah ini diambil sejalan dengan upaya pemulihan kinerja perusahaan untuk menjadi lebih sehat.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan situasi pandemi yang masih terus berlangsung hingga saat ini, mengharuskan perusahaan melakukan langkah penyesuaian aspek supply dan demand di tengah penurunan kinerja operasi imbas penurunan trafik penerbangan yang terjadi secara signifikan.
"Perlu kiranya kami sampaikan bahwa program pensiun dipercepat ini ditawarkan secara sukarela terhadap karyawan yang telah memenuhi kriteria. Kebijakan ini menjadi penawaran terbaik yang dapat kami upayakan terhadap karyawan di tengah situasi pandemi saat ini, yang tentunya senantiasa mengedepankan kepentingan bersama seluruh pihak, dalam hal ini karyawan maupun perusahaan," kata Irfan dalam keterangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin (24/6/2021).
2.Taipan Ini Borong Lagi Saham Bayan Rp 139 M
Taipan Dato' Low Tuck Kwong, kembali menambah kepemilikan sahamnya di emiten pertambangan batu bara, PT Bayan Resources Tbk (BYAN).
Dalam penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia, Dato Low Tuck Kwong membeli sebanyak 10.084.700 saham dengan harga pembelian senilai Rp 13.803,88 per saham.
Transaksi ini dilaksanakan pada 17 sampai dengan 21 Mei 2021. Dengan demikian, dana yang digelontorkan Tuck Kwong senilai Rp 139 miliar.
"Tujuan dari transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan langsung," kata Dato Low Tuck Kwong, Senin (24/5/2021).
Setelah transaksi ini, komposisi kepemilikan Tuck Kwong bertambah menjadi 1.834.298.830 saham atau setara 55,03% dari sebelumnya 1.824.214.130 saham atau dengan kepemilikan 54,72%.
3.Lunasi Utang Lagi, Bumi Resources Siapkan Dana US$ 15 Juta
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan melakukan pembayaran utang tranche A senilai US$ 15-20 juta pada Juli 2021 pada tranche A. Jumlah tersebut mempertimbangkan dari jumlah pajak yang harus dibayarkan dan juga kupon 6,5% dan akrual 1%.
Adapun jumlah pastinya akan diputuskan paling lambat pada Mei- Juni 2021, dengan melihat perkembangan yang ada dari sisi ekonomi dan batu bara.
"Kami berharap untuk membayar pokok dan memperbarui bunga Tranche A dengan angsuran berikutnya pada 21 Juli 2021," kata Dileep kepada CNBC Indonesia, Senin (24/05/2021).
4. Hary Tanoe Perpanjang Buyback Saham BHIT Rp 675 M
Emiten milik taipan Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Investama Tbk (BHIT) atau Holding Grup MNC, mengumumkan rencana memperpanjang periode pelaksanaan pembelian kembali saham (buyback) untuk periode 3 bulan ke depan.
Dalam surat yang disampaikan Direktur Utama BHIT, Darma Putra, perseroan akan memperpanjang periode buyback sampai dengan 20 Agustus mendatang.
Sebelumnya, berdasarkan surat yang disampaikan perseroan Nomor 007/BHIT/DIR/II/2021 pada 24 Februari 2021, perihal rencana perpanjangan buyback saham MNC Investama di mana jangka waktu pembelian kembali saham pada surat tersebut sampai dengan Mei 2021.
"Sehubungan dengan masih terdapatnya sisa saham dari jumlah maksimal saham yang diijinkan untuk dibeli kembali oleh perseroan, BHIT bermaksud untuk memperpanjang jangka waktu pembelian kembali saham yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal surat ini," kata Darma Putra.
5. Laba Perusahaan Sudhamek Anjlok Nyaris 38% di Tahun Pandemi
Emiten konsumer milik pengusaha Sudhamek, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) membukukan perolehan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 259,41 miliar pada tahun 2020.
Perolehan tersebut mengalami penurunan sebesar 37,76% dibandingkan akhir tahun 2019 sebesar Rp 416,85 miliar.
Penurunan laba bersih tersebut juga menyebabkan terjadinya penurunan nilai laba per saham dasar perseroan menjadi Rp 35,2 pada akhir Desember 2020 dari tahun sebelumnya Rp 55,49.
Rinciannya, penjualan kepada pihak ketiga untuk pasar domestik turun menjadi Rp 7,25 triliun dari tahun sebelumnya Rp 7,92 triliun. Penjualan kepada pihak ketiga untuk pasar ekspor juga turun dari sebelumnya Rp 391,73 miliar menjadi Rp 333,49 miliar. Sedangkan, penjualan pihak berelasi untuk pasar lokal mengalami kenaikan menjadi Rp 82,88 triliun dan penjualan pihak berelasi untuk ekspor turun menjadi Rp 41,38 miliar.