Jarang-jarang nih! Kripto Jatuh, Bursa Asia Mayoritas Menguat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
24 May 2021 17:00
Investors look at computer screens showing stock information at a brokerage house in Shanghai, China September 7, 2018. REUTERS/Aly Song
Foto: Bursa China (Reuters/Aly Song)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas pasar saham Asia ditutup menguat pada perdagangan Senin (24/5/2021) di tengah anjloknya kembali mata uang kripto yang mulai berlangsung pada Minggu (23/5/2021) kemarin.

Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,17% ke level 28.364,61, Shanghai Composite China tumbuh 0,31% ke 3.497,28, dan Straits Times Singapura naik 0,18% ke 3.123,61

Sedangkan untuk Hang Seng Hong Kong ditutup turun 0,16% ke posisi 28.412,26, KOSPI Korea Selatan melemah 0,38% ke 3.144,30, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,16% ke 5.763,63.

Pasar saham di Hong Kong berakhir melemah karena saham material tergelincir setelah China meningkatkan intervensi di pasar komoditas. Kejadian yang sama juga terjadi di pasar saham Indonesia, di mana saham material dasar (basic material) juga menjadi pemberat indeks saham.

Regulator pasar komoditas China memperingatkan perusahaan logam industri untuk mempertahankan pesanan normal selama pembicaraan tentang kenaikan signifikan harga logam tahun ini, seperti yang dikatakan oleh Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (National Development Reform Commission/NDRC) China pada hari ini.

Sementara untuk pasar saham di Korea Selatan juga berakhir di zona merah karena kekhawatiran pelaku pasar akan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang meninggi.

Walaupun begitu, sebagian besar pasar saham di Asia memanfaatkan momentum pelemahan pasar kripto pada hari ini dan mengalami penguatan.

Dari pasar kripto, mata uang digital dan saham yang terkait dengan blockchain juga kembali melemah, setelah China berjanji untuk menindak keras aktivitas penambangan dan perdagangan Bitcoin.

Bitcoin merosot 13% pada Minggu (23/5/2021) kemarin, setelah mengalami aksi jual lainnya yang membuatnya hampir 50% lebih rendah dari level tertinggi sepanjang tahun ini.

Dari Amerika Serikat (AS), kontrak berjangka (futures) indeks saham menguat setelah indeks S&P 500 mencetak koreksi mingguan yang kedua. Pekan lalu, Dow Jones berakhir minus secara mingguan sementara S&P 500 mencetak koreksi dua pekan dan Nasdaq menguat 0,31%.

Meski indeks saham teknologi menguat, tetapi secara umum sentimen pasar juga negatif karena ada kekhawatiran bahwa likuiditas mengetat jika kebijakan moneter ekstra longgar direm karena inflasi yang meninggi. Banjir likuiditas selama ini membuat mata uang kripto diburu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular