Nasib...Nasib! IHSG Gak Kuat Nanjak, Mentok di 5.763

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat bergerak di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun berakhir kurang menggembirakan. Indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup melemah 0,16% ke level 5.763,63 pada penutupan perdagangan Senin (21/5/2021).
Data perdagangan mencatat sebanyak 191 saham menguat, 320 melemah dan 137 lainnya stagnan. Nilai transaksi hari ini turun tipis menjadi Rp 9 triliun. Namun, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 389 miliar.
Investor asing melakukan pembelian bersih di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 203 miliar. Selain di saham BBRI, asing juga tercatat mengoleksi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 59 miliar.
Sedangkan penjualan bersih dilakukan asing di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dilepas sebesar Rp 46 miliar dan di saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebesar Rp 45 miliar.
Indeks saham sektor utilitas menjadi pemberat IHSG pada perdagangan sesi II hari ini, yakni ambles 2,96%. Selain indeks sektor utilitas, indeks saham sektor industri dasar (basic materials) juga menjadi pemberat kedua IHSG, yakni anjlok 2,71%.
Padahal sebelumnya, saat IHSG masih menguat, indeks saham sektor keuangan menjadi pendorong kenaikan IHSG, yakni menguat 0,8% atau menyumbang poin kenaikan terhadap IHSG sebesar 16,8 poin.
Tiga indeks saham sektoral lain yang menguat saat IHSG masih bergerak di zona hijau pada hari ini adalah sektor energi, infrastruktur, dan teknologi.
Sentimen perdagangan pekan ini tentu saja masih seputar pandemi virus corona (Covid-19), di mana para pelaku pasar masih akan memperhatikan perkembangan Covid-19, terutama di kawasan Asia dan di Indonesia dimana ada potensi dalam beberapa minggu ke depan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri akibat arus balik pemudik pasca liburan Idul Fitri.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mencatat, jumlah pasien positif Covid-19 di negara-negara Asia Selatan dan Timur per 20 Mei 2021 mencapai 29.258.662 orang. Bertambah 298.324 orang dibandingkan sehari sebelumnya.
Malaysia mulai menjadi sorotan dunia. Pada Kamis pekan ini, 59 orang meninggal dunia akibat serangan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Ini adalah angka kematian harian tertinggi sejak virus corona mewabah di Negeri Harimau Malaya.
Kini total pasien positif corona di Malaysia adalah 492.302 orang. Di level Asia Tenggara, hanya lebih sedikit dari Indonesia dan Filipina. Dinamika ini membuat pemerintah Malaysia memberlakukan karantina wilayah (lockdown) yang dalam 'kearifan lokal' disebut Movement Control Order (MCO).
Tidak hanya Malaysia, Singapura dan Taiwan juga terpaksa memberlakukan lockdown karena lonjakan kasus corona.
Sedangkan dari dalam negeri Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) akan dilakukan hari ini dan keputusan dari RDG tersebut akan diumumkan besok dimana para pelaku pasar tentunya akan memantau keputusan suku bunga acuan pada hari Selasa (25/5/21).
Konsensus pasar memprediksi Perry Warjiyo dkk. masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5% yang merupakan level terendah sepanjang sejarahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
(chd/chd)