
Goldman Sachs Khawatir Transaksi Kripto, Apa Alasannya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan (demand) investor di mata uang kripto (cryptocurrency) terus bertambah, walaupun harga kripto masih dalam tren pelemahan.
Bank investasi besar dan ternama di Amerika Serikat (AS), Goldman Sachs mengaku sedang kewalahan terkait tingginya demand investor di kripto saat ini. Namun, Goldman akan terus memperluas penawarannya di pasar kripto untuk memenuhi permintaan yang melonjak.
Kepala Global Aset Digital Goldman Sachs, Mathew McDermott mengatakan dalam diskusi Riset Makro Global pada Jumat (21/5/2021) lalu mengatakan bahwa di cryptocurrency, terutama yang berkaitan dengan hot storage adalah salah satu penipuan besar yang jauh dari dampak negatif di pasar.
Mathew McDermott juga mencatat bahwa tindakan regulasi yang tidak konsisten di sebagian negara di dunia dapat menghalangi kinerja positif dari pasar kripto.
Tetapi McDermott, seorang 'veteran' Goldman Sachs yang sudah bekerja di perusahaan itu selama 16 tahun, merasa yakin bahwa perusahaan kripto terbesar itu telah mampu mengelola pertumbuhan tanpa peningkatan nyata dalam aktivitas penipuan, didorong tentang industri.
"Jarang kami menyaksikan munculnya kelas aset baru," katanya, dikutip dari Coindesk.
Seperti perusahaan jasa keuangan besar lainnya, Goldman awalnya skeptis dengan cryptocurrency. Namun pada akhirnya, Goldman dapat mengatasi keraguannya karena adanya demand dari produk dan layanan investasi kripto yang terus meningkat.
Awal bulan ini, raksasa perbankan investasi AS tersebut mengumumkan dalam sebuah memo internal bahwa mereka telah memperdagangkan dua jenis produk derivatif dari Bitcoin yang bertujuan untuk berpartisipasi lebih banyak di pasar dengan penyedia layanan perdagangan kripto selektif.
McDermott mengatakan bahwa inisiatif terbaru perusahaan berasal dari meningkatnya permintaan di antara investor institusional dan wealth manager.
"Sebagian dari klien perusahaan seperti wealth management, perusahaan perorangan, dan perusahaan keluarga dengan kekayaan bersih tinggi sudah sangat aktif di perusahaan dan dalam beberapa hal memimpin jalan bagi investor lain," kata McDermott, dilansir dari Coindesk.
Dalam survei yang dilakukan pada Maret lalu terhadap 280 klien, tim Aset Digital Goldman Sachs menemukan bahwa dua dari lima responden memiliki beberapa eksposur terhadap cryptocurrency, sementara sekitar tiga dari lima diharapkan untuk meningkatkan kepemilikan mereka pada tahun depan.
Kelompok tersebut juga menemukan bahwa aktivitas futures bitcoin harian Chicago Mercantile Exchange pada April lalu tumbuh sebesar 900% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Tetapi McDermott mengatakan bahwa Goldman memang baru mulai menawarkan klien berupa akses ke mata uang digital, karena regulasi yang tidak pasti.
Dia mengatakan bahwa perusahaan sedang mencari penawaran struktur pinjaman di pasar kripto untuk klien institusional dengan catatan terstruktur dan bahwa itu akan menawarkan akses ke cryptocurrency, khususnya Bitcoin melalui beberapa produk perusahaan untuk klien wealth management.
"Investor institusi menjadi lebih nyaman dengan risiko penahanan yang sebelumnya membuat mereka takut, di mana penawaran kustodian jauh lebih aman dan manajemen risiko telah dikontrol dengan baik," katanya.
Mengenai dampak lingkungan yang serius, McDermott mengatakan bahwa "sejumlah calon investor telah menyuarakan keprihatinan dan sedang mencari solusi penanggulangan yang lebih baik".
"Investor tertarik untuk mendengar tentang penambang memanfaatkan sumber energi terbarukan untuk menambang aset kripto. Kemudian biaya untuk menetralkan karbon bermunculan, misalnya, menghitung biaya karbon penambangan kripto dan membeli kredit untuk mengimbangi dampak lingkungannya." katanya, sebagaimana yang diwartakan dari Coindesk.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aturan Aset Kripto Diperketat, Harga Bitcoin Terjun Bebas