
Mulai Liar Lagi, Saham WSKT Dkk Dapat Angin Segar dari INA

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham konstruksi, terutama BUMN Karya, berhasil melaju di zona hijau pada awal perdagangan di awal pekan, Senin (24/5/2021).
Kenaikan saham-saham tersebut didorong sentimen Indonesia Investment Authority (INA) yang membentuk konsorsium dengan 3 investor institusional asing asal Kanada, Belanda dan Uni Emirat Arab (UEA).
Berikut gerak saham konstruksi pagi ini, pukul 09.11 WIB
Waskita Karya (WSKT), +3,17%, ke Rp 975, transaksi Rp 4 M
PP (PTPP), +1,85%, ke Rp 1.100, transaksi Rp 2 M
Adhi Karya (ADHI), +1,56%, ke Rp 975, transaksi Rp 1 M
Waskita Beton Precast (WSBP), +1,19%, ke Rp 170, transaksi Rp 728 juta
Wijaya Karya (WIKA), +0,81%, ke Rp 1.245, transaksi Rp 3 M
Wijaya Karya Beton (WTON), +0,74%, ke Rp 274, transaksi Rp 61 juta
Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE), +0,51%, ke Rp 198, transaksi Rp 41 juta
Jasa Marga (JSMR), 0,00%, ke Rp 3.870, transaksi Rp 125 juta
Total Bangun Persada (TOTL), 0,00%, ke Rp 3.870, transaksi Rp 125 juta
Acset Indonusa (ACST), -1,68%, ke Rp 234, transaksi Rp 391 juta
Menurut data di atas, dari 10 saham konstruksi yang diamati, 7 di antaranya berhasil menguat, 2 saham masih stagnan dan 1 saham ambles ke zona merah.
Saham emiten pemilik sejumlah ruas tol, WSKT, menjadi yang paling melonjak di antara yang lainnya dengan kenaikan 3,17% ke Rp 975/saham. Kenaikan ini dibawangi aksi beli bersih oleh asing sebesar Rp 1,52 miliar.
Dengan ini, saham WSKT berhasil rebound setelah 3 hari beruntun berkubang di zona merah.
Di posisi kedua, ada saham PTPP yang naik 1,85% ke Rp 1.100/saham. Penguatan ini berhasil memutus tren pelemahan selama 6 hari perdagngan beruntun, atau sejak 11 Mei lalu.
Karena itu, kendati menguat pagi ini, saham PTPP sudah anjlok 7,63% dalam sepekan dan melorot 11,74% dalam sebulan terakhir.
Di posisi ketiga ada saham ADHI yang terkerek 1,56% ke Rp 975/saham. Sama seperti saham PTPP, meski menguat saham ADHI masih ambles 8,57% dalam seminggu dan anjlok 13,12% dalam sebulan.
Adapun saham yang memerah ialah saham konstruksi Grup Astra, ACST, yang terkoreksi 1,68% ke Rp 234/saham.
Kabar terbaru, Dana abadi milik Indonesia atau INA membentuk konsorsium dengan Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), APG Asset Management (APG) dan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).
CDPQ adalah investor institusional yang mengelola beberapa program pensiun dan asuransi publik yang berbasis di Kanada, APG adalah penyedia dana pensiun terbesar di Belanda dengan pekerja mencapai 3.000 orang, dan ADIA adalah pengelola dana abadi dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).
Keempat entitas ini rencananya bakal mendirikan platform investasi yang berfokus pada infrastruktur di Indonesia. Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU).
Dengan adanya MoU ini, selama 6 bulan ke depan akan dilakukan evaluasi untuk melihat peluang investasi jalan tol awal yang akan menjadi basis pengoperasian platform investasi. Ditargetkan perusahaan patungan tersebut akan mengelola dana investasi hingga US$ 3,75 miliar atau Rp 54 triliun (kurs Rp 14.300/US$).
Investasi tersebut akan difokuskan pada infrastruktur jalan tol di Indonesia. Tentu, hal ini akan menjadi katalis positif bagi BUMN Karya, seperti WSKT dan JSMR, yang memiliki sejumlah ruas tol yang bisa ditawarkan ke SWF.
CEO INA Ridha D. M. Wirakusumah mengatakan hal ini merupakan bentuk kepercayaan investor kepada INA, meski dalam kondisi perekonomian yang tengah menantang saat ini.
"Kami percaya ini adalah awal yang positif untuk lebih banyak kolaborasi antara kami dan investor lain di berbagai sektor di Indonesia," kata Ridha dalam siaran persnya, Jumat (21/5/2021).
Wakil Presiden Eksekutif dan Kepala Infrastruktur di CDPQ Emmanuel Jaclot mengatakan Indonesia merupakan lokasi yang menarik untuk berinvestasi, terutama di sektor infrastruktur.
"MOU ini merupakan kesempatan untuk bersama-sama membangun portofolio aset jalan penting di salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dan akan memungkinkan kami untuk menggabungkan pengetahuan mendalam INA tentang pasar dan jaringan lokal dengan ahli infrastruktur internasional dari CDPQ, APG dan ADIA," kata dia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye-bye 2020! Ini Rapor 4 BUMN Konstruksi, Ada yang Cuan 200%