Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah sepanjang pekan ini. Investor asing 'kabur' dari bursa saham Tanah Air.
Pada minggu ini, IHSG melemah 1,04% secara point-to-point. Investor asing membukukan jual bersih Rp 460 miliar.
Indeks sektor bahan baku (basic materials) menjadi beban bagi IHSG karena anjlok 7,84% pada pekan ini. Harga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ambles 2,91%, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) minus 7,17%, sementara PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) anjlok 4,25%.
Well, pekan ini sepertinya memang bukan milik emiten komoditas. Walau katanya sedang ada commodity supercycle, tetapi pekan ini harga komoditas berjatuhan. Harga tembaga turun 3,6%, nikel terkoreksi 1,02%, dan bijih besi (iron ore) ambles 5,75%.
Indeks sektor keuangan, yang menjadi kontributor terbesar IHSG, juga menjadi beban karena turun 3,26% pekan ini. Harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melemah 1,27%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berkurang 1,85%, sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terkoreksi 0,26%.
Sepertinya investor sekadar menyerok cuan dari saham-saham perbankan. Maklum, pada pekan sebelumnya harga saham perbankan seperti BBCA naik 1,25%.
Halaman Selanjutnya --> Investor Cemaskan Corona di Asia
Pekan ini adalah pekan pertama bursa saham Indonesia dibuka penuh setelah libur Idul Fitri. Bisa jadi pasar masih jetlag karena cukup lama 'beristirahat'.
Namun secara umum, bursa saham global sedang menghadapi periode yang berat. Di Amerika Serikat (AS), indeks S&P 500 terkoreksi 0,29% secara mingguan, sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,36%.
Adalah pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang membuat investor grogi. Setelah Eropa, kini kekhawatiran pasar (dan dunia) tertuju ke Asia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di negara-negara Asia Selatan dan Timur per 20 Mei 2021 mencapai 29.258.662 orang. Bertambah 298.324 orang dibandingkan sehari sebelumnya.
Malaysia mulai menjadi sorotan dunia. Pada Kamis pekan ini, 59 orang meninggal dunia akibat serangan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Ini adalah angka kematian harian tertinggi sejak virus corona mewabah di Negeri Harimau Malaya.
Kini total pasien positif corona di Malaysia adalah 492.302 orang. Di level Asia Tenggara, hanya lebih sedikit dari Indonesia dan Filipina. Dinamika ini membuat pemerintah Malaysia memberlakukan karantina wilayah (lockdown) yang dalam 'kearifan lokal' disebut Movement Control Order (MCO).
Tidak hanya Malaysia, Singapura dan Taiwan juga terpaksa memberlakukan lockdown karena lonjakan kasus corona. Perkembangan ini membuat pelaku pasar belum berani untuk bermain agresif dan cenderung menghindari aset-aset berisiko seperti saham. Ini yang sedang terjadi d bursa saham dunia, tidak terkecuali Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA