
Grup Salim Mau Caplok Tambang Emas Bakrie? Ini Jawaban BRMS

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar masuknya grup Salim sebagai salah satu investor di perusahaan pertambangan mineral PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) santer terdengar sejak beberapa waktu lalu. Namun hal ini ditepis oleh manajemen Bumi Resources Minerals.
Direktur perusahaan Herwin W. Hidayat kala itu menyebutkan masih memantau pelaksanaan rights issue perusahaan.
"Kami belum mengetahui informasi tersebut. Saat ini fokus kami adalah untuk menyelesaikan laporan keuangan periode 31 Dec 2020 dan memonitor periode pelaksanaan rights issue perusahaan," kata Herwin kepada CNBC Indonesia bulan lalu.
Hingga proses rights issue ini selesai memang masih belum ada keterangan yang jelas mengenai masuknya investor baru dari grup Salim ini.
Dari aksi korporasi yang dilakukan tersebut perusahaan mendapatkan dana 1,6 triliun. Usai rights issue jumlah saham BRMS meningkat menjadi 93,9 miliar saham.
Dengan begitu BRMS akan mendapatan tambahan sekitar 15 sampai dengan 20 juta ton cadangan dan sumber daya bijih emas di area tersebut. Hasil pengeboran ini akan disampaikan di kuartal ke IV-2021 dan selanjutnya di kuartal II-2022.
Perusahaan juga mengalokasikan sekitar US$ 5,25 juta dari dana hasil rights issue untuk melakukan pengeboran di beberapa prospek emas dan untuk mengembangkan lokasi tambang emas di Motomboto, Gorontalo.
"Kami juga akan menggunakan sekitar US$ 48 juta dari dana hasil rights issue membangun pabrik pengolahan bijih emas dengan kapasitas sebesar 4.000 ton bijih per hari di Poboya, Palu. Konstruksi pabrik tersebut akan dimulai pada pertengahan tahun 2022 dan diperkirakan akan selesai dan dapat beroperasi di kuartal I-2024," jelas Suseno Kramadibrata, Direktur Utama BRMS.
Perusahaan juga tengah menyelesaikan konstruksi atas fasilitas pengolahan lainnya untuk menambah kapasitas pengolahan yang ada saat ini dari 500 untuk menjadi 4.500 ton bijih per harinya di Poboya, Palu yang diharapkan dapat mulai beroperasi di kuartal II- 2022.
Terbaru, hingga akhir Maret 2021 lalu perusahaan mencatatkan laba bersih senilai US$ 1,68 juta (Rp 24,36 miliar, asumsi kurs Rp 14.500/US$). melesat 938,76% pada kuartal I-2021, dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 161.265. Lonjakan laba ini dikontribusikan dari peningkatan produksi emas dan pendapatan perusahaan.
Pendapatan perusahaan naik 37,1% menjadi US$ 1,36 juta, dari sebelumnya US$ 991.860. Sementara produksi emas perusahaan naik dari sebelumnya hanya 2 kg di kuartal I-2020, menjadi 24 kg di kuartal I-2021.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 6 Saham Diramal Masuk LQ45: Ada BUMI, GGRM, ADMR