Harga Bijih Besi Anjlok, Dolar Australia Rontok

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 May 2021 10:52
FILE PHOTO: Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz/File Photo
Ilustrasi Dolar Australia. REUTERS / Daniel Munoz / File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia bergerak menguat di perdagangan pasar spot. Penurunan harga komoditas, terutama bijih besi (iron ore), menjadi beban buat mata uang Negeri Kanguru.

Pada Jumat (21/5/2021) pukul 10:04 WIB, AU$ 1 setara dengan Rp 11.151,13. Rupiah menguat 0,18% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Dolar Australia adalah salah satu mata uang yang terkait erat dengan harga komoditas, utamanya tambang. Sebab, Negeri Down Under adalah salah satu produsen dan eksportir barang tambang utama dunia.

Bijih besi adalah komoditas andalan Australia. Sean Crick, Kepala Biro Statistik Australia (ABS), menyebutkan bahwa bijih besi adalah fondasi ekspor Australia dengan sumbangan 39% dari total ekspor pada Maret 2021. Pada Maret 2021, nilai ekspor bijih besi Australia mencapai AU$ 14 miliar, naik AU$ 2,5 miliar dari bulan sebelumnya.

Namun hari ini perkembangan harga bijih besi kurang kondusif bagi Australia. Pada pukul 10:14 WIB, harga bijih besi di Bursa Komoditas Dalian (China) turun 0,75% ke CNY 1.126,5/ton. Dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini anjlok lebih dari 5%.

Penurunan harga bijih besi akan mengancam kinerja ekspor Australia. Pasokan valas ke perekonomian Australia bisa berkurang, sehingga mata uangnya menjadi melemah.

Pelemahan dolar Australia terjadi secara luas. Tidak hanya di hadapan rupiah, dolar Australia juga lesu melawan dolar Amerika Serikat (AS). Di hadapan greenback, aussie melemah 0,26% pada pukul 10:19 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Rupiah Menuju 5 Hari Melemah Lawan Dolar Australia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular