Analisis Teknikal

Tak Ada Dewi Fortuna, IHSG Masih Mungkin Lanjutkan Koreksi

Putra, CNBC Indonesia
20 May 2021 08:50
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia Mood Mr. Marketsedang tidak baik. Pasar finansial dalam negeri goyang pada perdagangan kemarin. Saham ambles ke level terendah sepanjang 2021.

Tekanan jual di bursa saham lokal membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh tersungkur minus 1,27% setelah asing melepas kepemilikan sahamnya di pasar reguler senilai Rp 272,8 miliar.

Menyedihkan memang harus melihat IHSGharus berada di titik terendahnya tahun ini ketika prospek perekonomian membaik.

Hari ini pasar keuangan Asia terutama Indonesia masih berpeluang tertekan. Investor dan trader harus tetap bersiap dengan volatilitas yang tajam.

Selain Wall Street yang dini hari tadi terkoreksi yang tentu mebawa sentimen negatif, investor juga perlu mencermati rilis data makro berupa perdagangan internasional Indonesia yang akan dilaporkan BPS hari ini.

PollingCNBC Indonesiaterhadap 10 ekonom dari institusi berbeda menunjukkan bahwa ekonom meramal ekspor bakal naik 40% lebih dan impor melesat 30% lebih.

Peningkatan ekspor ini didukungoleh kenaikan harga komoditas unggulan ekspor Indonesia mulai dari komoditas tambang untuk energi seperti batu bara, pertanian hingga tambang untuk industri.

Kenaikan impor juga mengindikasikan bahwa perekonomian RI mulai bergeliat karena konsumen mulai kembali berbelanja setelah sekian lama mereka kalangan menengah ke atas mengendapkan uangnya di deposito.

Neraca dagang juga diramal masih akan surplus sekitar US$ 1,17 miliar. Jika benar demikian adanya maka bisa menjadi sentimen positif untuk aset keuangan Indonesia terutama nilai tukar rupiah.

Analisis Teknikal

IHSG TeknikalFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
IHSG Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.858. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.703.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 25 yang menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan tetapi apabila momentum koreksi sedang kuat RSI bisa bertahan di level jenuh jual dalam waktu yang lama.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan kembali melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan momentum penurunan yang kuat.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular