
Covid-19 Menjadi Fokus Investor, Bursa Asia Berjatuhan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (19/5/2021), seiring dari pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran pasar atas naiknya kembali kasus virus corona (Covid-19) di beberapa negara Asia dalam beberapa hari terakhir.
Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup ambles 1,28% ke level 28.044,45, Shanghai Composite China melemah 0,51% ke 3.510,96, Straits Times Singapura merosot 1,22% ke 3.104,21, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk hingga 1,27% ke 5.760,58.
Sementara indeks Hang Seng Hong Kong dan KOSPI Korea Selatan hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati hari kelahiran Buddha.
Investor global mengkhawatirkan kenaikan inflasi yang diperkirakan akan terjadi jelang pembukaan rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) setelah dirilis nota rapat pada April.
Nota rapat tersebut menyediakan lebih banyak petunjuk mengenai kapan bank sentral akan mengurangi pembelian obligasi, sebelum menaikkan suku bunga acuan.
Selain itu, sentimen dari perkembangan pandemi Covid-19 terus dipantau oleh para pelaku pasar pada hari ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) belum lama ini mengatakan bahwa pandemi Covid-19 belum akan berakhir walaupun tingkat vaksinasi sudah digenjot semaksimal mungkin.
Di beberapa negara Asia seperti India, Malaysia, Singapura dan Taiwan terus melaporkan terjadinya lonjakan kasus infeksi. Hal tersebut membuat pembatasan aktivitas ekonomi mulai diterapkan kembali.
Mulai Minggu (16/5/2021) kemarin, Singapura kembali mengetatkan pembatasan kegiatan publik dan akan berlangsung dalam satu bulan ke depan.
Malaysia juga kembali menerapkan pembatasan wilayah (lockdown) secara nasional mulai 12 Mei lalu hingga 7 Juni. Lockdown ini merupakan ketiga kalinya, setelah Maret 2020 dan Januari 2021. Malaysia kini berada di tengah gelombang ketiga kebangkitan Covid-19.
Sementara itu di Jepang, lonjakan kasus aktif Covid-19 juga memicu kondisi darurat di Jepang, di tengah kekurangan staf medis dan tempat tidur rumah sakit di Tokyo yang mendorong organisasi medis terkemuka untuk menyerukan pembatalan Olimpiade Tokyo yang rencananya akan digelar pada Juli mendatang.
Namun kondisi ini berbanding terbalik di negara-negara Barat yang kini mulai mengurangi pembatasan. Contohnya di AS, di mana pemerintah Negara Bagian New York telah mengizinkan warganya yang sudah divaksin untuk beraktivitas tanpa menggunakan masker.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
