IHSG Ambruk, Ini Ternyata Kekhawatiran Investor

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
19 May 2021 16:40
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor diliputi kekhawatiran serius soal perkembangan ekonomi di negara maju dan negara berkembang serta peningkatan kasus covid-19 di dalam negeri. Ini juga yang mendasari ambruknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa waktu terakhir.

Kemarin saja IHSG ditutup terkoreksi parah 1,06% ke level 5.772,27 pada perdagangan Rabu (19/5/21) sesi I. IHSG terpantau ambruk ke bawah level psikologis 5.800.

"Bahwa memang risiko oleh investor lebih kepada recovery dari pertumbuhan di negara-negara maju terutama di Amerika Serikat (AS) lebih cepat dibandingkan di emerging market terutama Indonesia," ungkap Adrian Joezer, Head of Equity Research Bank Mandiri dalam paparan virtual, Rabu (19/5/2021).

Ekonomi negara maju seperti AS yang tumbuh lebih cepat dikhawatirkan memicu kenaikan inflasi dan diikuti dengan kebijakan moneter. Sehingga bisa mendorong dana yang saat ini di negara berkembang kembali lagi ke AS.

Bila merunut ke belakang, IHSG berada di jalur positif sejak November 2020 hingga awal 2021. Investor awalnya cukup optimistis mengenai penanganan covid-19 namun ternyata pasca liburan akhir tahun, ada lonjakan kasus yang diikuti dengan kebijakan pengetatan aktivitas.

Optimisme kembali muncul ketika program vaksinasi berjalan cepat. Indonesia menjadi salah satu negara dengan komitmen pembelian vaksin cukup banyak. Hanya saja itu tertahan karena banyak negara menahan penyaluran vaksin.

Kini ada kekhawatiran baru mengenai kerumunan saat lebaran di berbagai tempat wisata. Meskipun pemerintah sudah memberlakukan larangan mudik. "Ini menjadi titik risiko diambil dan diantisipasi investor," terang Adrian.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular