Gojek & Tokopedia 'Fusion', Apakah Bank RI Terancam?

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
19 May 2021 15:20
Gojek dan Tokopedia Bentuk GoTo (Dok. GoTo)
Foto: Gojek dan Tokopedia Bentuk GoTo (Dok. GoTo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri (Persero) tidak terlalu mengkhawatirkan atas terbentuknya GoTo, sebuah kolaborasi usaha terbesar di Indonesia antara Gojek dan Tokopedia dapat mengganggu bisnis industri perbankan.

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menilai bergabungnya kedua perusahaan tersebut tidak akan menjadi pesaing baru bagi industri perbankan dalam negeri.

"Kita masih akan lihat beragam dinamika dari sisi payment. Kalau persaingan enggak ya karena antara banking dan fintech punya pasar masing-masing," kata Panji, Rabu (19/5/2021).

Panji mengemukakan saat ini perbankan dan berbagai perusahaan finansial teknologi sudah memiliki pangsa pasar pasar masing-masing. Apalagi dalam skala bisnis, sistem pembayaran tidak memiliki untung yang besar.

Hal tersebut berbeda dengan platform marketplace, yang memang memiliki pangsa pasar yang sudah cukup besar. Maka dari itu, pilihan baru ini akan tetap menjadi keputusan consumer banking di perbankan untuk beradaptasi.

"Ini akan membuat consumer banking perbankan yang akan menyesuaikan diri. Strategi consumer banking rata-rata sudah disikapi dengan perubahan bentuk layanan dari fisik dipicu pandemi, jadi sudah tidak ada lagi kebanyakan," katanya.

"Mobile banking sudah lebih sudah lebih tinggi daripada yang fisik sekarang. Ini juga bagus buat bank jadi cost efficiency yang membaik. Insan di perbankan tidak akan berdiam diri di tengah dinamika finansial teknologi," jelasnya.

Sebagai informasi, raksasa jasa pembayaran digital dan ride hailing Gojek dan pemain besar e-commerce Tanah Air, Tokopedia baru saja mengumumkan penggabungan perusahaan di bawah panji holding Go-To Group.

Aksi korporasi ini sudah mendapatkan restu dari investor kedua startup yang sebenarnya saling terkait satu sama lain seperti Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.

Bergabungnya duo startup bervaluasi jumbo ini memunculkan perusahaan teknologi dengan nilai perusahaan ditaksir mencapai US$ 17 miliar. Menggunakan asumsi kurs Rp 14.500, maka nilainya mencapai Rp 246,5 triliun.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article GOTO Pede Mau Buyback Saham, Ternyata Ini Alasannya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular