Harap Sabar! Bitcoin Babak Belur, tapi Ada Starbase Meroket

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan mata uang kripto pada perdagangan Rabu (19/5/2021) pagi mayoritas melemah, setelah sempat menguat pada perdagangan Selasa (18/5/2021) kemarin.
Berdasarkan data dari Investing pukul 09:00 WIB, harga Bitcoin ambruk 9,38% ke level US$ 40.806,9 atau setara dengan Rp 581.799.908, Ethereum merosot 6,37% ke US$ 3.181,82 atau Rp 45.386.550, Litecoin merosot 7,15% ke US$ 277,83 atau Rp 3.973.007.
Berikutnya Ripple melemah 0,44% ke US$ 1,51 atau setara Rp 21.573, Cardano ambles 8,42% ke US4 1,89 atau Rp 26.939, dan dogecoin longsor 10,24% ke US$ 0,44 atau Rp 6.321.
Sementara untuk koin digital Chainlink pada pagi hari ini melesat 3,19% ke posisi US$ 40,09 atau setara dengan Rp 572.898.
Pasar kripto sebagian besar sempat bergerak ke zona hijau pada Selasa kemarin, tetapi volatilitas juga menghasilkan keuntungan di seluruh cryptocurrency utama.
Namun dalam 24 jam atau per Rabu pagi hari waktu Indonesia, pasar kripto berbalik ke zona merah, di mana Bitcoin melemah 2,1% ke level US4 42.658 per 24 jam terakhir. Sedangkan untuk koin digital Ether (Ethereum) menguat 0,24% ke posisi US$ 3.402 per 24 jam terakhir.
"Minggu lalu, hanya beberapa jam sebelum tweet dari Elon Musk tentang bitcoin, kami memperingatkan bahwa ada lebih banyak potensi penurunan daripada potensi kenaikan," kata David Lifchitz, kepala investasi untuk perusahaan kuantitatif ExoAlpha, dikutip dari Coindesk.
"Dalam hal volatilitas, pasti telah meningkat selama beberapa hari terakhir, tetapi tidak ke tingkat stratosfer historis. Jadi belum ada kepanikan." tambahnya.
Sementara itu pada Selasa kemarin, The Crypto Fear and Greed Index, yaitu indeks yang mengukur sentimen saat ini di kripto telah jatuh ke level "ekstrim" yang tidak terlihat sejak April 2020.
"Seminggu terakhir telah dipenuhi dengan kekhawatiran, ketidakpastian, dan keraguan yang membuat harga bitcoin semakin memburuk," tulis Arcane Research, sebuah perusahaan analisis Norwegia, seperti yang dilansir dari Coindesk.
"Di masa lalu, pasar yang sangat menakutkan seperti ini secara historis menghadirkan peluang pembelian yang solid selama siklus bullish." tambahnya.
