JPMorgan: GoTo Babak Baru Persaingan Raksasa SuperApp

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
18 May 2021 18:55
Gojek dan Tokopedia Bentuk GoTo (Dok. GoTo)
Foto: Gojek dan Tokopedia Bentuk GoTo (Dok. GoTo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua unicorn teknologi terbesar Tanah Air, Gojek dan Tokopedia resmi melakukan penggabungan (merger) usaha dan membentuk Grup GoTo pada Senin (17/5/2021).

Menurut JP Morgan dalam riset terbarunya, Senin (17/5), dengan valuasi yang jumbo dan pasar yang besar, GoTo diprediksi akan memiliki 3 dampak besar bagi pasar.

Pertama, persaingan antara tiga ekosistem SuperApp raksasa, yakni GoTo, Sea Group lewat e-commerce Shopee dan Grab, akan semakin meningkat, demi memenangkan pangsa pasar yang mencapai lebih dari 270 juta populasi rakyat Indonesia dan ekonomi digital berbasis mobile yang terus berkembang pesat.

Analis JP Morgan mencatat, seiring semakin ketatnya persaingan ketiga raksasa tersebut, bisa membuat aliran investasi langsung luar negeri (FDI) dan penciptaan lapangan kerja baru.

Kedua, GoTo berpotensi bakal menjadi perusahaan terbesar kedua di Tanah Air berdasarkan kapitalisasi pasar (market cap), mengacu pada estimasi yang dibuat Bloomberg.

Menurut perhitungan Bloomberg, valuasi gabungan Gojek-Tokopedia akan menghasilkan nilai kapitalisasi pasar senilai US$ 35 miliar sampai dengan US$ 40 miliar atau kisaran Rp 490 triliun - Rp 560 triliun (asumsi kurs US$1 = Rp 14.000).

Analis JP Morgan menilai, angka tersebut tepat di bawah kapitalisasi pasar Bank Central Asia (BBCA) yang mencapai US$ 56 miliar, dan berada satu tingkat di atas Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang sebesar US$ 34 miliar, Telkom (TLKM) sebesar (US$ 22 miliar dan Astra International (ASII) yang senilai US$ 15 miliar.

Adapun, dengan mengacu data Bloomberg Finance per 17 Mei 2021, market cap Sea Ltd mencapai US$ 112 miliar dan Grab US$ 40 miliar.

Ketiga, GoTo akan memimpin sektor teknologi yang bisa mencapai bobot 10-20% dalam indeks MSCI (Morgan Stanley Capital International) Indonesia dalam jangka menengah. Angka tersebut lebih tinggi ketimbang posisi sekarang yang berada di level 0%.

"Tetapi ini juga berarti pengurangan bobot untuk indeks sektor kelas berat lainnya, seperti perbankan, barang konsumer dan telekomunikasi," jelas researcher JPMorgan Henry Wibowo dan kolega dalam riset mereka, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (18/5).

Informasi saja, menurut informasi pihak MSCI, indeks MSCI Indonesia berisi 22 konstituien dan dirancang untuk mengukur kinerja segmen kapitalisasi besar dan menengah di pasar Indonesia.

Kata analis JP Morgan, merger Gojek dan Tokopedia ini juga bisa memengaruhi emiten-emiten terkait. Pertama, berkaitan dengan Astra dan Telkom, yang merupakan investor minoritas di Gojek.

Kemudian,, Bank Jago (ARTO) yang 21,4% sahamnya dimiliki Gojek melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa alias Gopay diprediksi dapat memperluas jangkauan ekosistem bank digital ke Tokopedia pascamerger GoTo.

"Softbank dan Alibaba, pendukung awal Tokopedia, kemungkinan akan muncul sebagai salah satu pemegang saham terbesar GoTo setelah merger," tambah pihak JP Morgan.

Dengan merger ini, GoTo akan memiliki tiga pilar bisnis, yakni layanan on-demand, e-commerce dan jasa keuangan/finansial. Di lini layanan on-demand ada GoCar, GoRide, GoSend, GoBlueBird, GoBox).

Selanjutnya, e-commerce ditopang oleh marketplace Tokopedia, Mitra Tokopedia (O2O), TokoCabang (warehouse). Selanjutnya, di lini jasa finansial (GoTo Financial) dengan layanan GoPay, PayLater, MOKA, Midtrans dan kerja sama dengan lebih dari 20 bank dan institusi keuangan.

Informasi saja kendati pihak GoTo tak mengungkap informasi valuasi GoTo Group, tetapi diketahui Gojek dan Tokopedia telah mengumpulkan dana senilai US$ 8,2 miliar atau setara Rp 119 triliun (kurs Rp 14.500/US$) dari investor.

Sementara itu laporan CBInsights pada April 2021 menyebutkan Gojek memiliki valuasi US$ 10 miliar (Rp 145 triliun) dan Tokopedia US$ 7 miliar (Rp 102 triliun).

Duet Gojek-Tokopedia ini didukung oleh 'amunisi' yang mumpuni.

Dalam keterangan resmi GoTo, ada lebih dari 2 juta armada pengemudi terdaftar saat ini. Untuk merchant atau mitra pedagang mencapai 11 juta per Desember 2020.

Sementara itu, ada 100 juta pengguna aktif bulanan. Sedangkan hingga akhir 2020, total nilai transaksi gabungan bruto (gross transaction value/GTV) GoTo adalah lebih dari US$ 22 miliar Rp 319 triliun dan tahun lalu capaiannya sekitar Rp 26 triliun.

JPMorgan mengestimasi, dengan mengacu pada nilai GTV GoTo yang sebesar US$ 22 miliar tersebut dan target valuasi gabungan perusahaan senilai US$ 35-40 miliar, rasio harga (price) per GTV multiple GoTo bakal sebesar 1,6-1,8 kali. Adapun menurut JPMorgan, tolok ukur transaksi perusahaan sejenis (peers) terbaru tercatat lebih besar dari 2 kali.

Informasi saja, di balik GoTo, berdiri deretan investor kelas kakap, seperti Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com.

Ada juga KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.

Mengenai komposisi manajemen, Andre Soelistyo dari Gojek akan memimpin bisnis gabungan tersebut sebagai CEO GoTo Group, dengan Patrick Cao dari Tokopedia sebagai Presiden GoTo Group. Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek dan William Tanuwijaya akan tetap menjadi CEO Tokopedia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article GOTO Pede Mau Buyback Saham, Ternyata Ini Alasannya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular