Tertahan di Rp 14.300/US$, Rupiah Siap Bangkit Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 May 2021 12:33
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Selasa (18/5/2021). Tetapi, di sisa perdagangan hari ini, rupiah memiliki peluang bangkit bahkan berbalik menguat.

Rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.280/US$, tetapi setelahnya langsung melemah hingga 0,21% ke Rp 14.310/US$, melansir data Refinitiv. Posisi rupiah membaik, dan berada di Rp 14.300/US$ hingga pukul 12:00 WIB.

Peluang rupiah untuk bangkit terlihat dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

PeriodeKurs Pukul 8:54 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.300,60Rp14.271,4
1 BulanRp14.335,10Rp14.317,9
2 BulanRp14.389,00Rp14.364,6
3 BulanRp14.444,00Rp14.418,2
6 BulanRp14.608,00Rp14.575,9
9 BulanRp14.756,00Rp14.735,2
1 TahunRp14.931,30Rp14.907,0
2 TahunRp15.620,10Rp15.655,0

Rupiah masih mengalami tekanan akibat kecemasan akan kemungkinan meningkatnya kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Sebab, meski sudah dilarang, masih banyak warga yang mudik Lebaran, begitu juga tempat-tempat wisata yang penuh. Hal tersebut tentunya berisiko meningkatkan kasus Covid-19.

Apalagi Singapura, Malaysia, dan Taiwan kembali mengetatkan pembatasan sosial bahkan menerapkan lockdown.

Saat kondisi tersebut, dolar AS yang dianggap sebagai safe haven tentunya akan diuntungkan. Apalagi pada pekan lalu data dari AS menunjukkan inflasi yang sangat tinggi. Jika berlanjut hingga beberapa bulan ke depan, tentunya akan menjadi pertimbangan bagi bank sentral AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.

Meski demikian, sentimen pelaku pasar di luar negeri sebenarnya sedang bagus, terlihat dari bursa utama Asia yang semuanya menghijau. Indeks Nikkei Jepang bahkan melemah lebih dari 2% meski data menunjukkan perekonomian Negeri Matahari Terbit berkontraksi di kuartal I-2021.

Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus tersebut bisa jadi tenaga bagi rupiah untuk menguat di sisa perdagangan hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular