
Bursa Saham RI Babak Belur Sendirian, Saat Bursa Asia Terbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I Selasa (18/5/2021) ditutup melemah 0,77% ke level 5.788,68 Ini melanjutkan pelemahan pada perdagangan kemarin yang memang mengkonfirmasi IHSG yang sedang dalam tren penurunan.
Data perdagangan mencatat sebanyak 160 saham menguat, 310 saham melemah, dan 146 lainnya stagnan. Nilai transaksi pada perdagangan sesi I hari ini mencapai Rp 6 triliun dan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 270 miliar di pasar reguler.
Tercatat asing melakukan jual bersih (net sell) di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 94 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 37 miliar.
Sementara itu, asing juga melakukan beli bersih (net buy) di saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar Rp 50 miliar dan PT United Tractors Tbk (UNTR) senilai Rp 26 miliar.
Beberapa saham big cap menjadi incaran aksi jual investor asing pada perdagangan sesi I hari ini dan juga turut memperberat IHSG.
Sentimen perdagangan hari ini datang dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, di mana kenaikan kasus infeksi virus corona (Covid-19) memaksa keduanya untuk kembali mengunci perekonomiannya.
Mulai Minggu (16/5/2021) kemarin, Singapura kembali mengetatkan pembatasan kegiatan publik dan akan berlangsung dalam satu bulan ke depan.
Malaysia juga kembali menerapkan pembatasan wilayah (lockdown) secara nasional mulai 12 Mei lalu hingga 7 Juni. Lockdown ini merupakan ketiga kalinya, setelah Maret 2020 dan Januari 2021. Malaysia kini berada di tengah gelombang ketiga kebangkitan Covid-19.
Apabila lockdown semakin marak terutama di kawasan Asia, maka prospek pemulihan ekonomi menjadi tersendat.
Sementara itu dari Jepang, data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama di tahun 2021 telah dirilis pada pagi hari ini. Namun, data pertumbuhan ekonomi Negeri Matahari Terbit pada kuartal I-2021 dinilai kurang memuaskan.
Pada kuartal I-2021, ekonomi Jepang tumbuh negatif (terkontraksi) 1,3% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Lebih dalam ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu -1,2% qtq apalagi dibandingkan kuartal IV-2020 yang tumbuh 2,8% qtq.'
Secara kuartalan yang disetahunkan (annualized), Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang tumbuh -5,1%. Jauh memburuk ketimbang kuartal pamungkas 2020 yang tumbuh 12,7%, juga lebih parah dibandingkan konsensus Reuters yang memperkirakan di -4,6%. Ini adalah kontraksi pertama sejak kuartal II-2020.
Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) kembali 'bergentayangan' di Negeri Matahari Terbit. Ini membuat pemerintah kembali memberlakukan kondisi darurat di sejumlah kota besar, termasuk Ibu Kota Tokyo.
Pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat membuat permintaan anjlok. Konsumsi rumah tangga tumbuh -1,4% qtq pada kuartal I-2021, memburuk dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbunh 2,2% qtq. Investasi juga mengalami kontraksi, tumbuh -1,4% qtq.
Namun, sebagian besar pelaku pasar saham di Asia sepertinya tak menanggapi berlebih terkait data pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal I-2021 yang dirilis hari ini, terlihat dari bursa saham Asia yang secara mayoritas mengalami penguatan pada hari ini.
Pada pukul 11:26 WIB, indeks Nikkei Jepang malah meroket 2,02%, sedangkan Hang Seng Hong Kong terbang 1,25%, kemudian Straits Times Singapura melonjak 1,5%, KOSPI Korea Selatan melesat 1%, dan terakhir Shanghai Composite China naik tipis 0,08%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500