
Saham Big Cap Diobral, IHSG Tersungkur & Babak Belur

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lanjut terkoreksi 0,32% ke level 5.813,33 pada perdagangan Selasa (18/5/21). Penurunan IHSG melanjutkan koreksi 1,76% pada perdagangan kemarin yang memang mengkonfirmasi IHSG yang sedang dalam tren penurunan.
Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 3,3 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 115 miliar di pasar reguler.
Di tengah aksi jual asing tersebut, ternyata banyak saham-saham unggulan yang dilepas investor 'luar'. Simak tabel berikut.
Tercatat 5 saham yang paling banyak dilego asing pada perdagangan hari ini seluruhnya adalah saham unggulan yang menjadi konstituen indeks LQ45 yakni indeks dengan anggota saham yang likuid di perdagangkan dan prospek yang cerah.
Tercatat jual bersih asing paling masif terjadi di saham berkapitalisasi pasar terbesar di Indonesia yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilego Rp 38 miliar.
Selanjutnya di posisi kedua dan ketiga muncul nama emiten Big Cap lain yakni PT Astra Internasional Tbk (ASII) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang masing-masing dilepas asing Rp 30 miliar dan Rp 19 miliar.
Terakhir diposisi keempat dan kelima muncul nama emiten PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) yang keduanya diobral asing Rp 14 miliar.
Aksi obral asing menyebabkan PGAS kembali terkoreksi 0,44% setelah kemarin ambruk parah menyentuh level ARB 7%. Dana asing yang kabur dari saham PGAS setelah emiten di depak dari MSCI Medium Cap dan dipindahkan ke MSCI Small Cap.
Sentimen perdagangan hari ini datang dari negara-negara tetangga seperti Malaysia danSingapura, kenaikan kasus infeksi memaksa keduanya untuk kembali mengunci perekonomiannya.Mulai Minggu kemarin, Singapura kembali mengetatkan pembatasan kegiatan publik dan akan berlangsung dalam satu bulan ke depan.
Malaysia juga kembali menerapkan lockdown secara nasional mulai 12 Mei lalu hingga 7 Juni. Lockdownini merupakan ketiga kalinya, setelah Maret 2020 dan Januari 2021. Malaysia kini berada di tengah gelombang ketiga kebangkitan corona.
Apabila lockdown semakin marak terutama di kawasan Asia, maka prospek pemulihan ekonomi menjadi tersendat.
Selanjutnya, hari ini angka keramat pertumbuhan ekonomi Jepang akan diumumkan. Angka tersebut akan menjadi cerminan apakah negara yang masuk ke dalam 5 perekonomian terbesar di dunia itu sudah keluar dari resesi atau belum.
Pasalnya stimulus fiskal yang digelontorkan oleh Negeri Matahari Terbit ini juga tak main-main atau melebihi 50% dari total Produk Domestik Bruto. Apabila angkanya baik dan sesuai ekspektasi ini akan menjadi salah satu katalis bagi bursa Jepang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500