Gainers-Losers

Saham Matahari On Fire, tapi Duo TINS-INCO Babak Belur!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
17 May 2021 16:18
A worker uses the tapping process to separate nickel ore from other elements at a nickel processing plant in Sorowako, South Sulawesi Province, Indonesia March 1, 2012. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pengelola gerai Hypermart milik Grup Lippo, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menjadi salah satu jawara pada perdagangan sesi II hari ini, Senin (17/5/2021). Melonjaknya saham MPPA terjadi pascakabar PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek membeli 4,76% saham MPPA terkonfirmasi.

Setali tiga uang, saham emiten pengembang dan pengelola di bidang properti PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) berhasil menghuni jajaran top gainers kali ini.

Berbeda, duo saham emiten nikel PT Timah Tbk (TINS) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) malah terjungkal ke posisi top losers, bersamaan dengan sejumlah emiten nikel lainnya yang juga ambles hari ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 'terjun bebas' hari ini. IHSG ambrol 1,76%, menjauhi level psikologis 5.900 ke posisi 5.833,860 pada penutupan sesi II perdagangan, Senin (17/5).

Menurut data BEI, ada 113 saham naik, 414 saham merosot dan 117 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 12,01 triliun dan volume perdagangan mencapai 18,56 miliar saham.

Kendati IHSG ambruk, investor asing pasar saham masih masuk ke bursa domestik dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 35,49 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 16,54 miliar.

Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (17/5).

Top Gainers

  1. Multipolar (MLPL), saham +24,78%, ke Rp 282, transaksi Rp 247, M

  2. Saranacentral Bajatama (BAJA), +15,12%, ke Rp , transaksi Rp 49,4 M

  3. Matahari Putra Prima (MPPA), +8,19%, ke Rp 925, transaksi Rp 217,3 M

  4. Surya Permata Andalan (NATO), +6,84%, ke Rp 625, transaksi Rp 156,5 M

  5. Putra Rajawali Kencana (PURA), +6,48%, ke Rp 115, transaksi Rp 53,5 M

Top Losers

  1. Perusahaan Gas Negara (PGAS), saham -7,00%, ke Rp 1.130, transaksi Rp 361,9 M

  2. Kapuas Prima Coal (ZINC), -6,88%, ke Rp 176, transaksi Rp 30,0 M

  3. Timah (TINS), -6,87%, ke Rp 1.695, transaksi Rp 147,2 M

  4. Vale Indonesia (INCO), -6,76%, ke Rp 5.175, transaksi Rp 146,3 M

  5. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM), -6,75%, ke Rp 760, transaksi Rp 52,2 M

Berdasarkan data di atas, saham MPPA berhasil melonjak 8,19% ke Rp 925/saham dengan nilai transaksi Rp 217,3 miliar.

Di tengah penguatan ini, asing tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 1,05 miliar di saham MPPA.

Dalam sepekan, saham MPPA berhasil terkerek 16,35%, sementara dalam sebulan melonjak 39,10%.

Sebelumnya, PT Multipolar Tbk (MLPL), sebagai induk usaha, melepas saham sebanyak 11,9% ke tiga entitas perusahaan. Dari 11,9% saham MPPA yang dilepas itu, masing-masing dibeli Panbridge Invesment Ltd sebesar 3,33%, Threadmore Capital Ltd sebesar 3,81%, dan PT Pradipa Darpa Bangsa sebesar 4,76%.

Pemegang saham pengendali MPPA adalah Multipolar yang merupakan emiten milik Grup Lippo. Melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/5/2021), manajemen MLPL menjelaskan PT Pradipa Darpa Bangsa adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis.

Sebanyak 99,996% saham Pradipa itu dipegang oleh PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, pemilik Gojek, dan sebesar 0,004% dipegang oleh PT Dompet Karya Anak Bangsa alias GoPay.

Direktur Multipolar, Agus Arismunandar, membeberkan pertimbangan perseroan memilih ketiga perusahaan tersebut sebagai pembeli 11,9% saham MPPA.

"Latar belakang dan pertimbangan atas masuknya ketiga pemegang saham tersebut menjadi pemegang saham MPPA karena MPPA merupakan investasi strategis yang memiliki tingkat pengembalian yang baik di masa akan datang," kata Agus dikutip dari keterbukaan informasi BEI tersebut.

MLPL menjelaskan, pelepasan 11,9% saham MPPA tidak berdampak terhadap kegiatan operasional dan kinerja keuangan perseroan.

Seperti MPPA, saham NATO juga melesat 6,84% ke Rp 625/saham hari ini. Penguatan saham NATO melanjutkan tren kenaikan sejak 6 Mei lalu atau selama 5 hari beruntun.

Dengan ini saham yang melantai di bursa sejak Januari 2019 lalu ini sudah melonjak 19,05% dan terangkat 11,61% dalam sebulan.

Seiring dengan melonjaknya saham NATO hari ini, asing tercatat ramai-ramai mengoleksi saham ini dengan catatan beli bersih sebesar Rp 28,31 miliar.

Berbanding terbalik, duo saham produsen nikel, TINS dan INCO malah babak belur dan menyentuh auto rejection bawah (ARB) 7% hari ini.

Saham TINS anjlok 6,87% ke Rp 1.695/saham dengan nilai transkasi Rp 147,2 miliar. Dengan ini, saham TINS melanjutkan pelemahan sejak 11 Mei pekan lalu, hari terakhir sebelum libur lebaran, ketika terkoreksi 0,27% ke Rp 1.820/saham.

Pelemahan saham TINS dibayangi aksi jual bersih oleh asing sebesar Rp 18,77 miliar.

Tidak berbeda, saham INCO ambrol 6,76% ke Rp 5.175/saham hari ini. Merosotnya saham INCO ini menghentikan reli penguatan sejak 3 hari perdagangan sebelumnya, atau sejak 7 Mei.

Kendati ambles, dalam sepekan saham INCO masih naik 4,12%. Asing pun tercatat masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp 9,20 miliar.

Melorotnya duo saham nikel di atas berbarengan dengan memerahnya saham-saham nikel lainnya. Sebut saja, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang terjungkal 5,99% ke Rp 2.510/saham.

Kemudian, saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) yang ARB sebesar 6,98% dan saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang ARB sebesar 6,94% ke Rp 5.700/saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular