
Hantu Inflasi AS Masih Bikin Cemas, Bursa Eropa Dibuka Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa bergerak volatil pada pembukaan perdagangan Senin (17/5/2021), di tengah kekhawatiran pemodal global akan risiko inflasi Amerika Serikat (AS) yang meninggi dan penyebaran virus Covid-19 dari India.
Indeks Stoxx 600 yang berisi 600 saham unggulan Eropa bergerak menyamping pada pembukaan, dengan indeks saham sektor otomotif menguat 0,7% sementara indeks saham sektor perjalanan dan tamasya melemah 0,7%.
Selang 45 menit kemudian, indeks Stoxx 600 terkoreksi 0,6 poin (-0,13%) ke 441,97. Indeks DAX Jerman tertekan 6,4 poin (-0,04%) ke 15.410,26 dan FTSE melemah 21,9 poin (-0,31%) menjadi 7.021,7. Indeks CAC Prancis surut 6,3 poin (-0,1%) ke 6.378,82.
Bursa Eropa mengikuti sentimen yang memburuk di bursa AS, sehingga kontrak berjangka (futures) indeks saham Negara Adidaya tersebut melemah di sesi pra-pembukaan Senin, menyusul aksi jual pekan lalu akibat lonjakan inflasi AS. Bursa di Asia Pasifik bergerak mixed setelah investor memantau data ekonomi China dan kenaikan kasus Covid-19 di Taiwan.
Indeks Harga Konsumen (IHK) di AS pada April melompat 4,2% secara tahunan pada April, menjadi laju yang tercepat sejak 2008, sehingga memicu kekhawatiran bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal dipaksa mengurangi laju pembelian surat berharga di pasar.
Bitcoin juga menjadi perhatian menyusul anjloknya harga mata uang kripto tersebut anjlok ke bawah US$ 44.000 pada Minggu, setelah CEO Tesla Elon Musk dalam cuitannya di Twitter mengatakan menjajaki peluang melepas Bitcoin milikiya, setelah pekan lalu menyatakan menunda rencana pembayaran pembelian mobil Tesla dengan Bitcoin karena pertimbangan lingkungan.
Virus Corona masih menjadi perhatian utama bagi investor karena membayangi potensi pembukaan kembali perekonomian. Inggris tengah melonggarkan kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat (lockdown) dengan mengizinkan kelab malam, museum, bioskop, dan restoran kembali dibuka.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyerukan pendekatan yang hati-hati terkait dengan langkah yang bakal dimulai pada 21 Juni tersebut, menyusul penyebaran varian virus Corona asal India. Negeri Big Ben ini melaporkan 1.900 kasus Covid baru, dengan total vaksinasi mencapai 20 juta orang.
Dari sisi korporasi, maskapai Ryanair mengumumkan kuatnya pembalikan angka pemesanan tiket beberapa pekan terakhir, meski masih memikul rugi bersih 2020 sebeasr US$ 989 juta setelah pembatasan sosial terkait Covid-19 menekan trafiknya hingga 81%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Eropa Dibuka Variatif, Inggris Melemah Usai Rilis PDB