
Rupiah Was-was, Dolar Australia kembali ke Atas Rp 11.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia kembali ke atas Rp 11.000/AU$ pada perdagangan Senin (17/5/2021) setelah menyentuh level terendah 6 pekan minggu lalu. Pelaku pasar mulai was-was akan risiko peningkatan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di Indonesia membuat rupiah lesu.
Pada pukul 11:13 WIB, AU$ 1 setara Rp 11.063,53, dolar Australia menguat 0,28% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Libur Hari Raya Idul Fitri telah usai, pelaku pasar kini malah dibuat cemas akan virus corona. Sebab, meski sudah dilarang, masih banyak warga yang mudik Lebaran, begitu juga tempat-tempat wisata yang penuh. Hal tersebut tentunya berisiko meningkatkan kasus Covid-19.
Apalagi, negara-negara di ASEAN sudah mengalami kenaikan kasus, bahkan menerapkan kembali lockdown.
Mulai Minggu kemarin, Singapura kembali mengetatkan pembatasan kegiatan publik dan akan berlangsung dalam satu bulan ke depan.
Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan pembatasan dilakukan mulai dari aturan pertemuan tatap muka maksimal dua orang serta larangan makan di restoran.
Seluruh aktivitas perkantoran pun disetop dan warga Singapura akan kembali bekerja dari rumah (work from home).
Malaysia juga kembali menerapkan lockdown secara nasional mulai 12 Mei lalu hingga 7 Juni. Lockdown ini merupakan ketiga kalinya, setelah Maret 2020 dan Januari 2021. Malaysia kini berada di tengah gelombang ketiga kebangkitan corona.
Selain itu, Taiwan memutuskan untuk menaikkan tingkat kewaspadaan Covid-19 di Taipei dan New Taipei pada Sabtu waktu setempat, setelah ditemukan 180 kasus penularan lokal di negara tersebut.
Pemerintah Taiwan memutuskan untuk melarang pertemuan dan menutup banyak tempat umum selama dua pekan mendatang, seperti mengutip Reuters, Minggu (16/5/2021).
Sementara itu Menteri Keuangan Australia, Simon Birmingham mengatakan perbatasan internasional masih akan ditutup hingga akhir tahun 2022 nanti.
Kepada The Australian, Birmingham mengatakan perbatasan tidak akan dibuka awal tahun depan akibat ketidakpastian efektivitas vaksinasi global terhadap varian baru virus corona.
Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison juga menegaskan akan berhati-hati membuka perbatasan, dan mengatakan baru akan membuka perbatasan "ketika sudah aman untuk dilakukan".
"Jalan panjang masih harus kita lalui, dan masih banyak ketidakpastian ke depannya," kata PM Morrison, sebagaimana dilansir abc.net.au, Senin (10/5/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022
