Bursa Asia Kebakaran! Hanya Shanghai yang Selamat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
11 May 2021 16:58
A man looks at an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Asia mayoritas ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa (11/5/2021), menyusul aksi jual di pasar Amerika Serikat (AS) terhadap saham-saham teknologi di tengah bayang-bayang lonjakan inflasi.

Hanya indeks Shanghai Composite China saja yang berhasil rebound ke zona hijau pada hari ini, di mana indeks saham Negeri Panda tersebut ditutup menguat 0,4% ke level 3.441,85.

Sedangkan sisanya tak mampu berbalik arah dan berakhir di zona merah.

Indeks Nikkei Jepang ditutup ambruk 3,08% ke posisi 28.608,59, Hang Seng Hong Kong ambles 2,03% ke 28.013,81, STI Singapura merosot 1,2% ke 3.144,27, KOSPI Korea Selatan longsor 1,23% ke 3.209,43, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,63% ke 5.938,35.

Pelaku pasar kembali khawatir atas potensi lonjakan inflasi di AS dan meningkatnya kasus aktif virus corona (Covid-19) yang terjadi di beberapa negara di Asia.

Melonjaknya inflasi AS dapat memaksa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang direncanakan, yang dapat menyulitkan investor untuk menempatkan dananya di Asia, terlebih adanya peningkatan kasus Covid-19 dan pembatasan wilayah (lockdown).

Di bagian Asia lainnya, wabah Covid-19 yang kembali mengganas terus berlanjut dan menyeret pasar, serta dapat menghilangkan optimisme pasar terkait tanda-tanda pemulihan ekonomi di kuartal berikutnya.

"Sebagian besar dari pemulihan ekonomi di ASEAN bertumpu pada bagaimana sikap pemangku kebijakan dalam dua minggu ke depan ketika Covid-19 kembali mengancam, "kata Jeffrey Halley, analis pasar di OANDA, dikutip dari Reuters.

Investor di seluruh dunia terfokus pada rilis inflasi pekan ini, di mana China mengumumkan bahwa indeks harga konsumen per April melonjak 0,9% secara tahunan, atau mendekati proyeksi analis dalam polling Reuters yang memperkirakan angka 1%.

Namun, indeks harga produsen melonjak 6,8%, atau lebih tinggi dari proyeksi analis dalam polling sama yang berujung pada angka 6,5%. Artinya, produsen menghadapi kenaikan biaya di tingkat produksi.

Sementara itu, inflasi AS baru akan dirilis pada Rabu (12/5/2021) besok waktu setempat, yang memicu kekhawatiran bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan dipaksa untuk mengetatkan kebijakan moneternya guna menghindari dampak buruk kenaikan inflasi terhadap pembukaan ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular