Kurs Dolar Australia Bergerak Tipis-Tipis Pasca Jeblok 0,75%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 May 2021 12:17
Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia anjlok tajam melawan rupiah awal pekan kemarin, tetapi hingga pertengahan perdagangan Selasa (11/5/2021) bergerak dalam rentang sempit. Rupiah sedang perkasa berkat aliran modal yang masuk ke dalam negeri, sementara dolar Australia sedang tertekan akibat perbatasan internasional yang masih belum dibuka hingga tahun 2022.

Kemarin, dolar Australia jeblok hingga 0,75%, sementara pada pukul 11:14 WIB naik tipis 0,05% ke Rp 11.118,94/AU$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Rentang pergerakan berada di kisaran Rp 11.100 hingga Rp 11.139/AU$.

Aliran modal kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia memberikan tenaga bagi rupiah. Di bulan Maret lalu, terjadi capital outflow di pasar obligasi Indonesia sekitar Rp 20 triliun yang membuat rupiah tertekan.

Namun memasuki bulan April kondisinya berbalik, pasar obligasi Indonesia kembali menarik setelah yield obligasi (Treasury) AS perlahan menurun. Di pasar sekunder, kepemilikan obligasi oleh investor asing menunjukkan peningkatan.

Melansir data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Surat Berharga Negara (SBN) yang dimiliki asing tercatat senilai Rp 964,6 triliun di akhir April, terjadi capital inflow Rp 13,2 triliun dibandingkan posisi akhir Maret.

Sementara pada periode 1 sampai 4 Mei capital inflow tercatat Rp 1,16 triliun.

Sementara itu Menteri Keuangan Australia, Simon Birmingham mengatakan perbatasan internasional masih akan ditutup hingga akhir tahun 2022 nanti.

Kepada The Australian, Birmingham mengatakan perbatasan tidak akan dibuka awal tahun depan akibat ketidakpastian efektivitas vaksinasi global terhadap varian baru virus corona.

"Warga Australia tidak ingin kita membuka perbatasan yang berisiko membawa masuk Covid-19 yang berisiko memicu krisis kesehatan, kerusakan ekonomi dan hilangnya pekerjaan di seluruh Australia," kata Birmingham.

Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison juga menegaskan akan berhati-hati membuka perbatasan, dan mengatakan baru akan membuka perbatasan "ketika sudah aman untuk dilakukan".

"Jalan panjang masih harus kita lalui, dan masih banyak ketidakpastian ke depannya," kata PM Morrison, sebagaimana dilansir abc.net.au, Senin (10/5/2021).

Perbatasan internasional Australia sudah ditutup sejak Maret tahun lalu, dan sukses meredam penyebaran Covid-19. Sejak awal tahun ini, penambahan kasus Covid-19 di Australia tidak pernah lebih dari 50 per hari, dengan total kasus aktif sebanyak 268 orang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular