Kena PHP! Jelang Lebaran, Saham ANTM-INCO cs Ambruk

Putra, CNBC Indonesia
11 May 2021 10:34
A worker uses the tapping process to separate nickel ore from other elements at a nickel processing plant in Sorowako, South Sulawesi Province, Indonesia March 1, 2012. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten tambang nikel kompak menguat pada awal perdagangan hari ini, Selasa (11/5/2021). Penguatan ini terjadi setelah harga komoditas nikel ambruk pada perdagangan Senin kemarin. Aksi ambil untung juga terjadi setelah saham-saham nikel menghijau pada perdagangan kemarin.

Tercatat kontrak berjangka komoditas nikel MCX yang sempat diperdagangkan di atas level US$ 18.250/ton pada perdagangan kemarin ambruk ke level US$ 17.750/ton.

Berikut gerak saham nikel pada perdagangan hari ini, mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menilik data di atas, dari enam saham nikel yang diamati, seluruhnya terpaksa diperdagangkan di zona merah.

Adapun saham nikel dengan koreksi terparah adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang ambruk 3,20% ke Rp 5.300/saham. Kabar teranyar, Vale Indonesia membagikan dividen untuk tahun buku yang berakhir tahun 2020. Perseroan tercatat terakhir kali membagikan dividen pada 2014.

Pemegang saham Vale menyetujui pembagian dividen sebesar 40% dari perolehan laba bersih tahun 2020 sebesar US$ 82,82 juta.

"Terakhir, Vale membayar dividen tahun buku 2014. Rapat menyetujui pembagian 40% dari laba bersih tahun 2020 atau sebesar US$ 33 juta sebagai dividen," kata Chief Financial Officer Vale Indonesia, Berdardus Irmanto, dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (29/4/2021).

Di tempat kedua, saham sejuta umat PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga terkoreksi parah 2,99% ke level Rp 2.600/unit.

Sementara saham nikel dengan koreksi paling moderat adalah anak usaha MIND ID lainnya yakni PT Timah Tbk (TINS) yang turun 1,64% ke RP 1.795/saham.

Kinerja terbaru, TINS membukukan laba bersih di kuartal I-2021 sebesar Rp 10,34 miliar. Perseroan membukukan perbaikan kinerja setelah pada periode yang sama tahun lalu, mengalami kerugian Rp 412,85 miliar.

Perseroan berhasil menekan beban keuangan menjadi Rp 98,56 miliar rupiah dibandingkan Rp 214,36 miliar tahun lalu, walau penjualan menurun 44,77% menjadi hanya Rp 2,44 triliun rupiah saja dibandingkan Rp 4,43 triliun rupiah di kuartal pertama tahun lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cuan...Cuan! Asing Ramai-ramai Lepas Saham 4 Emiten Nikel Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular