Jadi Pengendali baru, Prime Capital Tender Offer Saham MITI

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
10 May 2021 18:40
Dok.Mitra Investindo
Foto: Dok.Mitra Investindo

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Prime Capital Asia (PAC) akan melakukan penawaran tender wajib (tender offer) setelah resmi menjadi pemegang saham pengendali emiten pertambangan batu granit dan industri migas PT Mitra Investindo Tbk (MITI) pada Februari lalu.

Menurut keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), PAC akan melakukan penawaran sebanyak-banyaknya 467.040.213 saham MITI yang dimiliki oleh pemegang saham yang ditawarkan, termasuk saham publik.

Jumlah ini mewakili sekitar 19,12% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor perseroan per tanggal penawaran tender wajib ini.

Adapun harga penawaran tender wajib ini sebesar Rp 74,50 per saham. Dengan demikian, nilai total penawaran tender sebanyak-banyaknya sebesar Rp 34,79 miliar atau tepatnya Rp 34.794.495.869.

Tender offer ini dilakukan PAC dalam rangka memberikan kesempatan bagi investor publik untuk menjual kepemilikan sahamnya kepada PAC pada harga tender wajib.

Hal ini sesuai dengan Peraturan No. 9/POJK.04/2018 tentang Penawaran Tender Wajib untuk membeli sisa saham perusahaan terbuka yang wajib dilakukan oleh pengendali baru.

Periode penawaran tender offer adalah 30 hari kalender, yang akan dimulai pada pada 7 Mei 2021 pukul 09.00 WIB dan akan berakhir pada 5 Juni 2021 pukul 15.00 WIB.

Pemegang Saham yang ingin menjual saham MITI miliknya dalam Penawaran Tender Wajib (PTW) ini wajib memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Penawaran Tender Wajib ini dan perlu melengkapi dan menyerahkan formulir PTW (FPTW).

Tanggal Pembayaran akan dilaksanakan selambat-lambatnya 12 hari kalender setelah tanggal penutupan penawaran tender wajib, yakni pada 17 Juni 2021.

Sebelumnya pada Februari 2021, PAC berhasil menjadi pengendali baru MITI dengan porsi kepemilikan hampir 70% setelah mengeksekusi haknya dalam Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue yang digelar Mitra Investindo.

Dengan demikian, PAC melakukan backdoor listing di BEI setelah menjadi pembeli siaga (standby buyer) dan menyerap saham rights issue yang tidak dieksekusi oleh pemegang saham eksisting perusahaan migas ini.

Direktur Utama PAC Andreas Tjahjadi dan Direktur PAC Dading T Soetarso mengatakan perusahaan telah menyerap 1,4 miliar saham kelas B dalam rights issue tersebut dengan harga pelaksanaan Rp 50.

"Pelaksanaan pengambilalihan saham PMHMETD yang dilakukan PAC tersebut telah mengakibatkan dilusi kepemilikan saham Interra Resources Limited yang semula selaku pengendali perusahaan dengan porsi kepemilikan 48,87% menjadi 11,30%, sehingga terjadi perubahan pengendalian," tulis keduanya, dalam situs resmi MITI, dikutip Kamis (11/2/2021).

PAC adalah perusahaan Indonesia yang fokus pada jasa investasi dan aktivitas konsultasi. Sahamnya dipegang 59,99% oleh Andreas, 40% oleh PT Marina Sinergi Utama, dan 0,01% oleh Prasasto Ciomas Sutanto.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengendali perusahaan terbuka yakni pihak (langsung dan tidak langsung) yang memiliki saham dari 50% dari total kepemilikan. Kemudian, memiliki kemampuan untuk menentukan, dengan cara apapun kebijakan pengelolaan perusahaan. Ini sesuai dengan POJK Nomor 9 tahun 2018.

Perusahaan juga mengambil 300 juta saham yang tidak diambil oleh pemegang saham lainnya, sehingga total saham yang diserap oleh PAC mencapai 1,7 miliar saham atau 69,59% dari total saham MITI.

Berdasarkan prospektus, PAC memang akan menyetorkan 1,4 miliar saham yang diserap dalam bentuk selain uang yakni melakukan inbreng 99,81% saham PT Wasesa Line dalam rights issue. Karena itu, setelah rights issue, Mitra Investindo akan mengkonsolidasikan laporan keuangan Wasesa Line.

Wasesa Line adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha pelayaran dalam negeri untuk mengangkut orang atau barang sebagai support vessel vehicle dalam kegiatan produksi minyak lepas pantai.

Selain Prime Capital Asia, pemegang saham lain dari MITI adalah Interra Resources 11,3% dari Grup Saratoga milik pengusaha Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya, dan publik 14,21%.

Interra Resources mengalami dilusi penurunan porsi kepemilikan saham dari sebelumnya 48,87% karena tidak menyerap saham baru MITI dan terjadi penggabungan nilai nominal saham (reverse stock). Interra mengalihkan HMETD-nya kepada Prime Asia Capital sebagai pembeli siaga.


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resmi Backdoor Listing! PAC Jadi Pengendali Mitra Investindo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular