
Simak 9 Kabar Penting Sebelum Anda Cari Cuan di Pasar Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan lalu, diberitakan beberapa emiten mulai mengalami recovery kinerjanya di tahun ini, setelah sepanjang tahun lalu perusahaan mengalami kondisi keuangan yang berat.
Kemudian juga terdapat beberapa aksi korporasi yang telah dilaksanakan maupun yang akan dilakukan oleh emiten, mulai dari rights issue hingga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
CNBC Indonesia telah merangkum sembilan peristiwa untuk menjadi bahan pertimbangan sebelumnya perdagangan Senin (10/5/2021) dibuka.
1. Lapor Pak Erick, Indofarma Akhirnya Cetak Laba Rp 1,8 M di Q1
Emiten farmasi BUMN, PT Indofarma Tbk (INAF) berhasil mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih senilai Rp 1,82 miliar pada kuartal pertama tahun 2021.
Laba bersih ini meningkat dari periode yang sama tahun lalu di mana perseroan mengalami kerugian bersih hingga Rp 21,43 miliar.
Laba emiten pelat merah ini disokong oleh meroketnya penjualan triwulan pertama yang mencapai Rp 373,20 miliar, tumbuh 152% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sejumlah Rp 148,16 miliar.
2. Dampak Digitalisasi, Bank BTPN Sudah Pangkas 5.500 Karyawan!
Manajemen bank milik Sumitomo Mitsui Financial Group, PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mengungkapkan ada pengaruh yang signifikan dari implementasi digitalisasi terhadap jumlah sumber daya manusia (SDM) perusahaan.
Digitalisasi membuat bank yang sebelumnya bernama Bank Tabungan Pensiunan Nasional ini memangkas 5.500 karyawannya sejak 2017.
"Karyawan kami awalnya itu 12.000, cabang kami juga awalnya 1.200. Hari ini dengan digitalisasi, 5.500 karyawan kami memilih karier yang lain," kata Direktur Utama BTPN Ongki Wanadjati Dana dalam webinar yang tayang di saluran YouTube LPPI, dilansir Jumat (7/5/2021).
3. Kinerja TINS Mulai Pulih, Q1 Berhasil Bukukan Laba Rp 10 M
Emiten produsen timah-nikel pelat merah, PT Timah Tbk (TINS) membukukan laba bersih di kuartal I-2021 sebesar Rp 10,34 miliar. Perseroan membukukan perbaikan kinerja setelah pada periode yang sama tahun lalu, mengalami kerugian Rp 412,85 miliar.
Perseroan berhasil menekan beban keuangan menjadi Rp 98,56 miliar rupiah dibandingkan Rp 214,36 miliar tahun lalu, walau penjualan menurun 44,77% menjadi hanya Rp 2,44 triliun rupiah saja dibandingkan Rp 4,43 triliun rupiah di kuartal pertama tahun lalu.
Aset perusahaan mengalami depresiasi 6,08% dibandingkan dengan periode sebelumnya akhir Desember 2020 lalu. Aset Timah turun menjadi Rp 13,63 triliun dari posisi sebelumnya Rp 14,51 triliun. Aset ini terdiri dari aset lancar sebesar Rp 6,35 triliun dan sisanya berupa aset tidak lancar Rp 7,27 triliun.
4. ANTM Gandeng Perusahaan Singapura untuk Olah Nikel
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) meneken Perjanjian Pendahuluan (Heads of Agreement/HoA) Pengembangan Bisnis Pemurnian Nikel dengan dua partnernya. HoA ini ditujukan untuk membentuk ekosistem bisnis pemurnian nikel di Konawe Utara dan Morowali Utara, Sulawesi Tenggara.
Penandatanganan ini dilakukan antara perusahaan dengan Alchemist Metal Industry Pte, Ltd. asal Singapuran dan PT Gunbuster Nickel Industry pada 6 Mei 2021.
Langkah ini akan menjadi langkah bagi Grup MIND ID untuk memaksimalkan nilai tambah sumber daya nikel yang dimiliki Indonesia.
5. Alfamart Rights Issue, Serius Nih Bakal Suntik Bank Aladin?
Emiten ritel, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dikabarkan akan bekerja sama dengan PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK). Kabar ini mencuat di kalangan pelaku pasar seiring rencana Alfamart melakukan ekspansi bisnis ke bank digital.
Manajemen Alfamart juga telah meminta restu pemegang saham untuk menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 5 miliar saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada Kamis kemarin (6/5/2021).
Nilai nominal rights issue tersebut sebesar Rp 10 per saham. Rights issue dilakukan untuk memperkuat kondisi keuangan perseroan sehubungan dengan rencana untuk mengembangkan kegiatan usaha di masa yang akan datang.
6. Emtek Konsolidasi! Omni Hospitals Caplok RS Emtek Rp 1,4 T
Pengelola rumah sakit Omni Hospitals, PT Sarana Medika Metropolitan Tbk (SAME) berencana mengambilalih 99,99% saham PT Elang Medika Corpora (EMC), pengelola rumah sakit EMC, yang dimiliki PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi mengingat SAME masih merupakan entitas anak Emtek yang bergerak di bisnis rumah sakit.
"Perseroan berencana untuk melakukan pengambilalihan seluruh saham dalam EMC yang dimiliki oleh EMTK dengan harga pembelian senilai Rp 1,35 triliun," ungkap manajemen SAME, dalam keterbukaan informasi, Jumat (7/5/2021).
7. Ngutang Bond Rp 1 T, Obligasi Chandra Asri Oversubscribed!
Emiten petrokimia milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri), mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) investor dengan minat partisipasi yang kuat dari seluruh investor ritel, perbankan, dan institusi atas tiga seri obligasi yang diterbitkan perusahaan senilai Rp 1 triliun.
Berdasarkan keterangan resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI), tiga seri obligasi diterbitkan dengan jangka waktu 3, 5 dan 7 tahun untuk mendanai modal kerja untuk menggenjot pertumbuhan bisnis. Hanya saja perusahaan tidak menyebutkan spesifik berapa kelebihan permintaan investor.
8. Ikut Titah Jokowi, Bank Syariah Ini Beri DP 0% KPR Milenial
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mendukung ekspansi bisnis perusahaan dengan menyasar kredit pemilihan rumah (KPR) bagi kalangan milenial. Bahkan BSI menyediakan fasilitas DP (down payment, uang muka) 0% untuk kalangan milenial yang juga dilengkapi dengan tenor hingga 30 tahun.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan segmen milenial merupakan ekosistem yang sangat potensial bagi perbankan syariah, sehingga produk dan layanan yang diberikan harusnya mampu menyesuaikan dengan kebutuhan milenial dan perkembangan jaman yang serba mobile dan terus berubah.
9. Bos MIND ID Angkat Bicara Soal Rencana IPO, Tahun Depan?
PT Indonesia Asahan Aluminium/Inalum (Persero) atau MIND ID, Holding tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) direncanakan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau melakukan saham perdana kepada publik (Initial Public Offering/ IPO).
Lantas, kapan MIND ID ini akan melantai di bursa saham?
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak, pun angkat suara menanggapi hal ini. Orias mengatakan, langkah yang sedang dilakukan perusahaan saat ini adalah fokus pada pemisahan MIND ID dan Inalum, yakni memisahkan antara perusahaan operasional atau Inalum operating dan MIND ID sebagai perusahaan Holding.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak 6 Kabar Pasar Sebelum Mulai Transaksi Saham Hari Ini