Ini Dia Hasil RUPST BRIS: Cetak Laba hingga Ekspansi 2021

Monica Wareza, CNBC Indonesia
07 May 2021 16:12
Suasana pelayanan kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Senin (1/2). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI/BRIS) resmi beroperasi. Direktur Utama BRIS Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi ketiga bank BRIsyariah, BNI Syariah dan BSM telah dilaksanakan sejak Maret 2020 atau memakan waktu selama 11 bulan.
Foto: Suasana pelayanan kantor cabang Bank Syariah Indonesia. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI telah mempersiapkan rencana pengembangan perusahaan mulai tahun ini di samping juga memperkuat penetrasi perusahaan di industri keuangan nasional.

Hal itu terungkap dalam paparan kinerja usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan yang digelar Kamis (6/5/201). Salah satu rencana adalah ekspansi bisnis perusahaan secara anorganik.

Direktur Finance and Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan pengembangan perusahaan ini tak hanya terbatas di bidang keuangan saja, namun juga pengembangan di bidang spiritual dan sosial. Pengembangan ini akan dilakukan dengan memperkuat sistem digital perusahaan, seperti mobile banking.

"Kita ada tiga arah pengembangan BSI yang utama. Satu akan menjadikan bank syariah ini bukan hanya operasional memberikan layanan finansial, tapi lebih luas dari itu kita akan mengembangkan layanan yang sifatnya sosial dan spiritual, baik melalui mobile banking maupun aktivitas sosial lainnya," kata Ade dalam paparan kinerja perusahaan kuartal I-2021, Kamis (7/5/2021).

Dia menyebutkan layanan ini nantinya diharapkan akan menjadi diferensiasi perusahaan dengan bank-bank lainnya yang ada di Indonesia.

Selanjutnya adalah pertumbuhan perusahaan secara un-organik dengan didukung oleh likuiditas perusahaan yang besar. Hal ini memungkinkan dilakukannnya inisiatif untuk bertumbuh di luar bisnis utama perusahaan.

Terakhir adalah rencana perusahaan untuk berkembang hingga ke luar negeri. Menurut dia, rencana yang telah disusun adalah pembukaan kantor perwakilan di negara-negara dengan relevan dengan pasar keuangan syariah.

Salah upaya untuk pengembangan ke pasar internasional ini, kata dia, salah satu pasar yang akan dikembangkan adalah pendapatan fee base income dari transaksi remitansi. Ade mengungkapkan demand dari transaksi remitansi ini cukup besar di pasar global.

Selain itu adalah pembiayaan perdagangan berbasis syariah. Menurut dia, saat ini masih belum ada pembiayaan perdagangan yang khusus menggarap pasar syariah ini.

"Ke depan dari sisi global akan dikembangkan trade internasional. Kedua remitansi dan ada potensi incoming TKI di luar negeri sangat besar dan demand besar mengirimkan uang ke luar negeri, umrah haji potensi remitansi. BSI akan membuat representatif officer di beberapa remitansi untuk TKI untuk meningkatkan fee base dari pengriman uang," jelasnya.

Untuk diketahui, sepanjang kuartal I-2021 perusahaan mencatatkan laba bersih senilai Rp 742 miliar. Nilai ini naik 12,85% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan dengan akhir kuartal I-2020 lalu yang sebesar Rp 657 miliar.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan kenaikan Laba ini didorong oleh ekspansi Pembiayaan dan kenaikan Dana Murah yang optimal sehingga cost of fund atau biaya dana bagian dari keuntungan bank menjadi lebih besar.

"Dengan pertumbuhan Laba yang tinggi, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas ditandai dengan meningkatnya RoE (Return on Equity) dari 11,19% per Desember 2020 menjadi 14,12% per Maret 2021," kata Hery dalam kesempatan itu.

Dari segi pembiayaan, nilai pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 159 triliun, naik 14,74% dari periode sama 2020 sebesar Rp 138,6 triliun.

Komposisi Pembiayaan terbesar disumbang oleh segmen konsumer sebesar Rp 71,6 triliun atau 45,0% dari total pembiayaan, segmen korporasi Rp 37,3 triliun atau 23,5%, segmen kecil dan menengah Rp 20,8 triliun atau 13,1%, mikro Rp15 triliun atau 9,4% dan komersial Rp 9,6 triliun atau 6,1%.

Dari segi kualitas pembiayaan, non performing finance (NPF) tercatat sebesar 3,09%, turun dari posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,09%.

Hasil RUPST

Dalam kesempatan itu, RUPST mengagendakan enam agenda. Pertama, Persetujuan Laporan Tahunan dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris, serta Pengesahan Laporan Keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2020 dari ketiga Bank Peserta Penggabungan yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank BRISyariah.

Kedua, Persetujuan Penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2020.

Ketiga, Penetapan Remunerasi (gaji/honorarium, tunjangan, fasilitas, dan benefit lainnya) bagi Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah Perseroan untuk Tahun Buku 2021.

Keempat, Persetujuan penunjukan Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2021

Kelima, Persetujuan Perubahan Susunan Dewan Pengawas Syariah sesuai rekomendasi Dewan Syariah Nasional MUI.

Keenam, Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

"Mata acara yang tadi dibahas dalam RUPST ada enam, laporan keuangan, realisasi dana IPO, penggunaan laba bersih, remunerasi gaji honor tunjangan direksi komisaris dan DPS [dewan pengawas syariah], persetujuan dewan pengawas syariah sebenarnya tidak berubah, namun bergeser anggota saja dari ketua ke anggota," kata Heri.

Sebagai catatan tak ada pembagian dividen atas laba bersih 2020.

"Ini semua agenda mandatory. Jadi hasil keputusan sudah mendapat persetujuan pemegang saham secara bulan atas keenam mata acara tersebut. Ini RUPST pertama dengan nama BSI di 2021 untuk tahun buku 2020," kata mantan Wakil Direktur Utama Bank Mandiri ini. 


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dongkrak Tabungan Haji Hingga Rp 20 T, BSI Siapkan Langkah Ini!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular