
Tembaga Disebut si "Minyak Baru", Stok Menipis Harga Melejit

Seiring dengan pemulihan ekonomi yang lebih luas, permintaan tembaga juga didorong oleh peran vitalnya di sejumlah sektor industri yang berkembang pesat, seperti baterai kendaraan listrik dan kabel semikonduktor.
David Neuhauser, pendiri dan Managing Director Lembaga Hedge Fund AS Livermore Partners, mengatakan kepada CNBC International pada hari Rabu bahwa logam ini memperoleh keuntungan dari melemahnya dolar dan peningkatan pembangunan infrastruktur hijau.
Harga komoditas naik 3% pada bulan April, membawa indeks global naik 80% sejak April 2020, dan analis komoditas HSBC menyoroti bahwa permintaan tembaga didukung oleh investasi dalam elektrifikasi karena strategi pengurangan emisi semakin didukung oleh para pembuat kebijakan.
Tembaga tetap menjadi komoditas favorit Livermore saat ini, kata Neuhauser.
"Saya pikir tembaga adalah minyak baru dan saya pikir tembaga untuk lima sampai 10 tahun ke depan, akan terlihat luar biasa dengan potensi harga mencapai US$ 20.000 per metrik ton," kata Neuhauser, dikutip dari CNBC International.
"Kami pikir ada beberapa perusahaan kecil yang sangat solid yang memiliki potensi produksi besar-besaran, dan valuasinya menarik, dan Livermore dapat menghasilkan laba atas investasi yang besar," pungkasnya.
(wia)[Gambas:Video CNBC]
