Cadangan Devisa Perkasa, Rupiah Bisa ke Rp 14.100-an/US$!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 May 2021 12:02
Ilustrasi Mata Uang
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan angka cadangan devisa per akhir April 2021 sebesar US$ 138,8 miliar. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang Indonesia merdeka.

"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2021 tercatat sebesar US$ 138,8 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2021 sebesar US$ 137,1 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 10 bulan impor atau 9,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," sebut keterangan tertulis BI.

Kenaikan cadangan devisa pada bulan lalu disebabkan oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tulis keterangan BI.

Cadangan devisa yang kuat mencerminkan bahwa MH Thamrin punya 'amunisi' yang kuat untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Saat nilai tukar stabil, investor akan lebih merasa aman dan nyaman berinvestasi di Indonesia.

Benar saja, rupiah kini begitu perkasa di hadapan dolar AS. Pada pukul 10:54 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.282/US$ di mana rupiah menguat 0,23%.

Mayoritas mata uang utama Asia pun menguat terhadap dolar AS. Namun apresiasi 0,23% sudah cukup untuk membawa rupiah ke puncak 'klasemen'. Ya, rupiah adalah mata uang terkuat di Asia.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pukul 11:25 WIB:

Halaman Selanjutnya --> Rupiah Masih Bisa Menguat Lagi

Faisal Rachman, Ekonom Bank Mandiri, menyatakan ruang kenaikan cadangan devisa masih terbuka lebar. Dia memperkirakan cadangan devisa bisa mencapai kisaran US$ 140-142 miliar pada akhir tahun ini.

Salah satu penopang kenaikan cadangan devisa adalah dari sisi perdagangan. Tren kenaikan harga komoditas akan membuat penerimaan valas Indonesia ikut terangkat.

Misalnya batu bara. Sepanjang tahun ini, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) melonjak 17,82%.

Kemudian minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) yang juga merupakan komoditas andalan ekspor Tanah Air. Sepanjang tahun ini, harga CPO di Bursa Malaysia melonjak 13,18%.

"Surplus neraca perdagangan sepertinya masih akan berlanjut pada semester I-2021 karena kinerja ekspor yang impresif akibat kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama seperti China dan AS. Oleh karena itu, defisit transaksi berjalan (current account deficit) 2021 kami perkirakan akan terkendali," papar Faisal dalam risetnya.

Seiring dengan kuatnya cadangan devisa dan defisit transaksi berjalan yang terkendali, Faisal memperkirakan rupiah bisa terus menguat. Bank Mandiri memperkirakan rupiah akan berada di Rp 14.177/US$ pada akhir tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular