
Dow Futures Tertekan, Setelah Aksi Cetak Reli di Awal Mei

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak di zona merah pada perdagangan Selasa (4/5/2021), menyusul koreksi saham-saham teknologi.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 107 poin dari nilai wajarnya, sementara kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq kompak tertekan, masing-masing sebesar 0,45% dan 0,8%.
Penurunan tersebut terjadi setelah perdagangan Mei diawali dengan penguatan setelah investor pada Senin memburu saham-saham siklikal yang bakal diuntungkan kinerjanya ketika ekonomi pulih.
Saham Pfizer naik 1% di sesi pra-permbukaan setelah mencetak laba bersih yang melampaui ekspektasi dan menaikkan proyeksi kinerjanya untuk tahun 2021. Saham CVS Health melesat 3% setelah jaringan farmasi dan perusahaan asuransi itu juga menaikkan proyeksi kinerjanya.
Saham United States Steel naik 3% di sesi pra-pembukaan setelah Credit Suisse menaikkan target harga sahamnya jadi layak beli (outperform) dari sebelumnya layak jual (underperform), mengklaim bahwa kenaikan harga baja merupakan indikasi "super cycle" sedang terjadi.
Investor cenderung kian jeli memilih saham-saham yang dinilai potensial menguat ketika ekonomi pulih seperti saham-saham peritel, dan juga saham teknologi yang mengumumkan kinerja fantastis per kuartal I-2021.
"Ada 2.800 saham yang naik di bursa New York kemarin tapi sulit untuk mencetak keuntungan. Itu pola yang tidak bisa," tutur Frank Gretz, analis teknikal Wellington Shields, kepada CNBC International.
Pergerakan di kontrak berjangka tersebut mengikuti reli Dow Jones pada Senin di mana indeks berisi 30 saham unggulan tersebut menguat lebih dari 200 poin, sementara indeks S&P 500 menguat tipis sebesar 0,3%. Saham peritel memimpin pasar dengan dipimpin oleh Gap dan Macy's yang masing-masing melesat lebih dari 7%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping