Sentimen Pasar

PDB RI Kuartal I-2021 Diramal Negatif, IHSG-Rupiah Apa Kabar?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 May 2021 07:17
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto saat rilis Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Tahun 2020  (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)
Foto: Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto saat rilis Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Tahun 2020 (Tangkapan Layar Youtube BPS Statistics)

Indonesia akan merilis data PDB kuartal I-2021, tetapi sayangnya diperkirakan masih akan mengalami kontraksi (tumbuh negatif). Artinya Indonesia belum akan lepas dari resesi.
Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika PDB berkontraksi 2 kuartal beruntun secara year-on-year (YoY).

PDB Indonesia sudah tumbuh negatif sejak kuartal II-2020 lalu. Pada kuartal IV-2020, PDB masih negatif 2,19%.

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 akan mengalami kontraksi atau -0,1%. Beberapa ekonomi bahkan memproyeksikan lebih dalam lagi.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, perekonomian masih minus karena pemulihan yang belum cukup signifikan di awal tahun.

"Januari-Februari belum signifikan pemulihannya, sehingga kalau dari kami ekspektasinya masih kisaran negatif 2 sampai negatif 1% di kuartal I-2021," ujarnya dalam Pelatihan BI secara virtual, Kamis (25/3/2021).

Hal senada diungkapkan Kepala Ekonom BCA David Sumual, ia juga memproyeksikan PDB Indonesia baru tumbuh positif pada kuartal II-2021.

"Januari-Februari 2021 dan Maret meningkat lagi, kalau dibandingkan dengan kuartal IV tahun lalu. Jadi wajar kalau di kuartal I-2021 masih rendah atau negatif," ujar David kepada CNBC Indonesia, Selasa (23/2/2021).

"Baru kelihatannya di kuartal II-2021 akan lebih baik. Kuartal II itu mungkin kita (pertumbuhan ekonomi Indonesia) positif, lebih baik dibandingkan tahun lalu yang mengalami -5,32%," lanjutnya.

Kontraksi PDB hampir pasti dialami Indonesia di tiga bulan pertama tahun ini, yang menjadi pertanyaan seberapa dalam. Pasar finansial Indonesia bisa menyambut positif data tersebut jika kontraksi lebih rendah dari prediksi.

Selain data PDB, Indonesia juga akan merilis data aktivitas manufaktur yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI) serta data inflasi bulan April. Data tersebut akan dirilis Senin (3/5/2021) besok, dan dapat memberikan sentimen positif jika menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

PMI manufaktur pada bulan April sebesar 53,2, yang menunjukkan ekspansi. Sementara inflasi, hasil polling Reuters menunjukkan tumbuh 1,46% YoY di bulan April, sementara inflasi inti 1,22% YoY. Prediksi tersebut lebih tinggi dari rilis bulan Maret 1,37% dan 1,21%, yang tentunya menjadi sinyal bagus.

Sementara itu dari luar negeri, data tenaga kerja AS menjadi fokus. Kesehatan pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam bisa menjadi indikasi pemulihan ekonomi terus berlanjut. Meski demikian, data tersebut akan dirilis pada hari Jumat (7/5/2021), artinya pasar keuangan dalam negeri baru akan meresponsnya di hari Senin (10/5/2021).

Selain itu, ada pengumuman kebijakan moneter bank sentral Australia dan Inggris yang bisa menggerakkan pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular