Sad Weekend! Bursa Asia Ambruk, Hang Seng Ambles hampir 2%

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
30 April 2021 16:53
Investors look at computer screens showing stock information at a brokerage house in Shanghai, China September 7, 2018. REUTERS/Aly Song
Foto: Bursa China (Reuters/Aly Song)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia mengakhiri pekan ini dengan ditutup melemah pada perdagangan Jumat (30/4/2021), karena pelaku pasar sedikit kecewa dengan data aktivitas manufaktur China serta khawatir terkait pembatasan yang diberlakukan oleh regulator tentang perusahaan teknologi besar China.

Tercatat indeks Nikkei Jepang berakhir merosot 0,83% ke level 28.812,63, Hang Seng Hong Kong ditutup ambruk 1,97% ke 28.724,88, Shanghai Composite China juga merosot 0,81% ke 3.446,86, STI Singapura turun 0,1% ke 3.218,27, KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,83% ke 3.147,86, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah 0,29% ke posisi 5.995,62.

Data dari Biro Statistik nasional (National Bureau Statistic/NBS) Cina menunjukkan indeks manajer pembelian manufaktur (Purchasing Manager' Index/PMI) turun menjadi 51,1 di bulan April dari sebelumnya di angka 51,9 di bulan Maret.

Walaupun begitu, PMI China masih berada di level ekspansif, karena PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, dan di atas 50 berarti ekspansi.

Sementara itu, regulator keuangan China memesan 13 platform internet untuk memperkuat kepatuhan sebagai bagian dari tindakan keras antimonopoli yang sedang berlangsung di sektor keuangan China.

Hal tersebut membuat investor, baik di China maupun di luar China khawatir dan membuat investor merealisasikan keuntungannya, selain akibat penguatan beberapa hari sebelumnya.

"Pasar Asia kemungkinan bereaksi terhadap kekecewaan PMI Manufaktur China serta pembatasan yang diberlakukan oleh regulator tentang perusahaan teknologi besar China, "kata Mitul Kotecha, Kepala Ahli Strategi EM Asia dan Eropa di TD Securities, dikutip dari Reuters.

Selain itu, investor dan analis juga khawatir karena lonjakan kasus Covid-19 di beberapa negara di Asia. Malaysia melaporkan 3.332 baru kasus positif pada Kamis (29/4/2021), tertinggi dalam dua bulan terakhir.

Kekhwatiran pelaku pasar Asia terkait kasus Covid-19 di Asia dan Eropa masih berlanjut, setelah Turki mulai menyusul Jerman yang melakukan pembatasan wilayah (lockdown), menyusul gelombang ketiga penyebaran virus.

Sementara India sejauh ini menghadapi problem pandemi, dan mulai memperketat aktivitas masyarakat. Jika lockdown kembali menjadi tren global, maka pemulihan ekonomi bakal terganggu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular