
Telkom, Indosat & XL, Siapa Paling Jor-joran Belanja Capex?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan telekomunikasi besar di Indonesia tahun ini menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) dalam jumlah besar. Mayoritas dana capex ini oleh perusahaan akan digunakan untuk memperluas jaringan perusahaan.
Emiten BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tahun ini saja menargetkan alokasi dana capex sebesar 25% dari target pendapatan perusahaan di 2021 ini. Namun perusahaan masih belum memberikan guideline target kinerja untuk 2021.
VP Investor Relation Telkom Indonesia Andi Setiawan mengatakan capex ini terutama digunakan untuk memperkuat jaringan seluler dan ekspansi bisnis perusahaan.
"Capex tahun ini diperkirakan sekitar 25% dari pendapatan, yang terutama dipergunakan untuk memperkuat jaringan seluler, untuk mendukung ekspansi bisnis IndiHome, membangun fiber-based backbone, membangun data center, dan infrastruktur penunjang lain," kata Andi kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/4/2021).
"Untuk pertumbuhan, kebetulan kemungkinan baru akan disampaikan minggu depan," imbuhnya.
Sebelumnya dalam pernyataan Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah mengungkapkan alokasi capex tahun ini 25% atau Rp 35,9 triliun dari target pendapatan 2021 yang senilai Rp 143,94 triliun.
Sebagai gambaran saja, tahun lalu perusahaan mencatatkan nilai pendapatan total mencapai Rp 136,46 triliun.
Tahun lalu, Telkom menyerap belanja modal sebesar Rp 29,4 triliun atau 21,6% dari total pendapatan tahun lalu, Rp 136,46 triliun itu. Penyerapan belanja modal di tahun 2020 lebih kecil daripada rencana proyeksi dikarenakan pandemi yang mengakibatkan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
Sebagai perbandingan, induk Telkomsel ini menyerap belanja modal sebesar Rp 36,59 triliun sepanjang 2019 atau 27% dari total pendapatan tahun 2019 yang mencapai Rp 135,57 triliun.
Sementara itu, PT Indosat Tbk (ISAT) tahun ini menganggarkan capex senilai Rp 8 triliun. Hal ini sejalan dengan rencana perusahaan yang melakukan peningkatan dan perluasan jaringan di Indonesia dengan fokus pada pengembangan jaringan 4G/LTE (long term evolution) dan jaringan video grade.
President Director dan CEO Indosat Ahmad Al-Neama mengatakan tahun 2020 merupakan periode yang penuh tantangan dari berbagai aspek bagi perusahaan, termasuk adanya pandemi Covid-19. Namun pertumbuhan bisnis masih menjadi fokus perusahaan untuk tahun ini.
"Kami yakin pertumbuhan akan berlanjut ke 2021 dan akan lebih baik dari 2020. Namun dengan pertimbangan perbaikan perekonomian dan perkembangan kasus Covid-19. Kami optimis pertumbuhan akan sesuai dengan target margin EBITDA [laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi] kisaran bawah level 40% dan capex Rp 8 triliun," kata Ahmad dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/2/2021).
Terakhir, alokasi capex dari PT XL Axiata Tbk (EXCL) tahun ini senilai Rp 7 triliun. Tahun ini perusahaan berfokus untuk melakukan penguatan jaringan 4G dengan fiberisasi.
"Capex rencanakan mayoritas untuk network terkait dari keinginan untuk memberikan terbaik pada customer, trus fokus capex meningkatkan layanan 4G terutama program fiberisasi. Beberapa tahun kita melakukan konsisten fiberisasi sangat membantu kita data di-transport dilewatkan fiber lebih baik dari microwave," kata I Gede Darmayasa, Direktur XL dalam paparan publik pekan lalu.
Dia menyebutkan fokus penggunaan dana capex ini sebesar 55% untuk pengembangan jaringan di Pulau Jawa. Sedangkan sisanya akan digunakan untuk di luar Jawa.
Saat ini perusahaan masih mengalokasikan dana capex ini dari kas internal perusahaan. Dengan demikian, capex Telkom masih paling gemuk tahun ini.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Telkom Raih Penghargaan The Best SOE in Nation Building