Tak Ada Kabar & Kesulitan Keuangan, Bagaimana Nasib Merpati?

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
30 April 2021 07:48
Arya Sinulingga (CNBC Indonesia/Monica Wareza)
Foto: Merpati Airlines (Istimewa gambar-transportasi.blogspot.com)

Kementerian Badan Usaha MIlik Negara (BUMN) menyebutkan saat ini sudah terdapat 14 perusahaan yang telah masuk dalam pipeline untuk dilikuidasi bisnisnya. Hal ini dilakukan lantaran perusahaan-perusahaan tersebut dinilai sudah tak lagi memiliki nilai ekonomis lagi.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan likuidasi perusahaan ini nantinya akan dilakukan melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)/PPA. Perusahaan ini akan ambil bagian untuk melakukan likuidasi ataupun mengelola BUMN lainnya yang dinilai masih bisa dipertahankan.

"Kalau memang tidak bisa dipertahakan maka ada kemungkinan tutup, digabungkan atau bentuk strategis," kata Arya dalam video yang diunggah dalam akun Matangasa Institute, dikutip Rabu (30/9/2020).

Dia menjelaskan, beberapa perusahaan yang dipastikan akan ditutup seperti PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) yang saat ini masih ada perusahaannya namun sudah tak lagi beroperasi sejak lama.

Lalu BUMN lainnya yang juga disinggung adalah PT Kertas Kraft Aceh (Persero) dan PT Iglas (Persero).

"... Bisa melikuidasi, merger perusahaan yang dead weight, ga bisa diapa-apain seperti Merpati yang sampai hari ini masih hidup padahal ga operasional lagi. Banyak perusahaan sepeti ini, Iglas, Craft Aceh," jelasnya.

Ini bukan pertama kalinya Kementerian menyinggung bakal melikuidasi Merpati.

"Anda tahu Merpati? Masih terbang nggak? Nggak. Tapi masih ada perusahaannya. Masih terbang nggak? Kalau soal pesawat ada, kalau nggak terbang kan nggak ada operasi, tapi masih ada Merpati," kata Arya, Sabtu (6/6/2020).

(hps/hps)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular